Kamis, April 25, 2024
Google search engine
BerandaAcehDistanbun Aceh Sambut Baik Ide Bangun Pabrik Pengolahan Jagung di Agara

Distanbun Aceh Sambut Baik Ide Bangun Pabrik Pengolahan Jagung di Agara

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh Cut Huzaimah, melalui Sekretaris Distabun, Azanuddin Kurnia, menyambut baik ide anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Yahdi Hasan, mengenai pabrik pengolahan jagung di Aceh Tenggara.

Menurutnya, Distabun Aceh akan terus berusaha untuk melakukan inovasi khususnya dengan pengadaan pabrik di wiliyah itu. “Apalagi ini termasuk tanaman primadona petani kita, karena pasarnya ini jelas,” ujarnya, Kamis (6/10/2022).

Ke depan, kata Azzanuddin, pihaknya akan mencoba mengajak pengusaha untuk membuat sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis dan bisa memanfaatkan bahan baku yang berasal dari kegiatan atau produk pertanian secara luas.

Baik berupa limbah ataupun hasil sampingan dari industri pertanian atau yang kerap disebut pakan ternak.

“Jadi dengan begitu tidak mesti kita kirim ke Medan semua. Ini akan memberikan nilai tambah bagi petani bila diolah di daerah sendiri,” katanya.

Kata Kurnia, misalnya dari biasanya yang mendapatkan uang Rp18 juta hingga Rp20 juta per hektare tanaman jagung dalam satu kali panen, maka nantinya dengan adanya pabrik pakan tersebut bisa mendapatkan nilai tambah lebih besar.

“Mungkin kita ini akan dorong, kita juga akan imbau pengusaha untuk bisa masuk ke sini agar bisa mendapat nilai tambah bagi petani,” ujarnya.

Sebelumnya diketahui Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari dapil Gayo Lues dan Aceh Tenggara, Yahdi Hasan, mengharapkan adanya sebuah pabrik pengolahan jagung di Kabupaten Aceh Tenggara.

Menurut Yahdi pabrik yang dimaksud digunakan untuk meningkatkan kualitas petani jagung sehingga tidak bersusah payah melakukan pengiriman produk pasca panen ke Sumatera Utara.

“Di Aceh Tenggara produksi atau panen jagung mencapai 1.873 ton per sekali panen, jumlah yang sangat besar,” kata Yahdi saat diwawancarai.

Namun permasalahannya adalah tidak adanya sebuah pabrik yang bisa menampung hasil produksi jagung warga itu sehingga warga sekitar harus memotong harga jagung untuk biaya pengiriman ke Sumatera Utara.

“Oleh karena itu saya rasa perlu adanya pabrik olahan jagung menjadi bahan pangan mau pun pakan di Kabupaten Aceh Tenggara,”katanya. (**)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER