Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh akan menggelar soft launching atau peluncuran Calendar of Event (CoE) Aceh 2021 dengan mengusung tema “Ragam Pesona Wisata Aceh di Era Pandemi”.
Soft launching CoE Aceh 2021 akan dilakukan bersamaan dengan pembukaan Aceh Travel Mart (ATM) 2.0, sebuah pertemuan buyer dan seller dalam penjualan paket wisata Aceh, mengusung tema “The Quantum Energy of Indonesia Tourism,” tanggal 21 – 25 Maret 2021 di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin mengatakan, Sabtu (20/3/2021), peluncuran CoE Aceh 2021 dan ATM 2.0 akan dihadiri pelaku industri pariwisata dari berbagai provinsi di Indonesia. Acara ini akan dibuka langsung oleh Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf RI, Nia Niscaya, yang juga didampingi Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, pertanda serangkaian even wisata Aceh berbasis alam dan budaya siap digelar.
“Peluncuran CoE Aceh 2021 dan ATM 2.0 bertujuan untuk memantapkan branding ‘The Light of Aceh’ atau ‘Cahaya Aceh’ kepada wisatawan di era adaptasi kebiasan baru (AKB), memperkuat positioning Aceh sebagai destinasi wisata halal nasional dan internasional dan menjual ragam paket wisata Aceh melalui pertemuan seller dan buyer. Ini juga menjadi momentum penting untuk memperkenalkan perkembangan industri pariwisata Aceh di era COVID-19 melalui reaktivasi industri pariwisata lokal dengan tagline #DiIndonesiaAja, #AyoJalanJalanDiAceh, #DiAcehSaja dan #AyoPakaiMasker,” sebut Jamal.
Even ATM 2.0 akan digelar oleh DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh dan didukung oleh Disbudpar Aceh, akan menjadi pertemuan dua tahunan antar pelaku industri pariwisata Aceh sebagai ajang promosi pariwisata di provinsi ujung paling barat Indonesia dengan pelibatan seluruh stakeholder terkait. Tercatat 128 buyer dari 18 provinsi di Indonesia dan 50 seller dari Aceh.
“Mengusung tema ‘Aceh, The Quantum Energy of Indonesia Tourism’, penyelenggaraan ATM 2.0 memiliki makna dan filosofi tersendiri. Aceh yang mengusung syariat Islam memiliki ragam potensi tersembunyi untuk menjadi energi pariwisata Indonesia melalui pengemasan yang unik dan menarik dalam pengembangan pariwisata yang tidak bisa disamakan dengan daerah lainnya. Peluncuran CoE Aceh 2021 dan ATM 2.0 juga dirangkai dengan seminar pariwisata nasional dengan menghadirkan pemateri dari Kemenparekraft RI, Disbudpar Aceh dan praktisi dari ASPPI,“ tutup Jamal.
Sementara itu, Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh Rahmadhani, menambahkan, launching COE Aceh 2021 dan pembukaan ATM 2.0 diharapkan menjadi sebuah pencerahan dalam membangun semangat, kreatifitas dan inovasi pelaku industri pariwisata Aceh untuk bangkit kembali dalam memajukan industri pariwisata Aceh di era adaptasi kehidupan baru melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat dan sertifikasi CHSE kepada pengelola industri pariwisata.
“Kegiatan ini akan digelar secara hybrid perpaduan antara daring dan luring (offline dan online) dengan selalu mengutamakan protokol kesehatan yang berbasis CHSE atau 4K: Kesehatan, Kebersihan, Keamanan dan Kelestarian Lingkungan. Protokol kesehatan akan menjadi perhatian utama selama penyelenggaraan event wisata melalui pendekatan 3M, yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak dengan selalu melibatkan Tim Keamanan, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Tenaga Medis dengan perlengkapan protokol kesehatan lainnya, sekaligus digelar berbasis localize, personalize, customize dan smaller in size,” sebut Dhani.
Peluncuran CoE Aceh 2021 dan ATM 2.0 juga dimeriahkan dengan Famtrip ke Kota Banda Aceh dan Sabang yang bertujuan untuk merebranding Kota Banda Aceh dan Sabang sebagai destinasi yang menarik bagi wisatawan. Sekaligus memperkenalkan cara berwisata di era adaptasi kebiasaan baru dengan mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui semangat “We are reborn for the bright future”. (Kia Rukiah)