Selasa, April 30, 2024
Google search engine
BerandaInfo Aceh JayaDinkes Aceh Jaya Gelar FGD Bahas Peningkatan Kasus Malaria di Tahun 2020

Dinkes Aceh Jaya Gelar FGD Bahas Peningkatan Kasus Malaria di Tahun 2020

Calang (Waspada Aceh) – Dinas Kesehatan Aceh Jaya bekerja sama dengan Yayasan Darah untuk Aceh dan Unicef Perwakilan Aceh menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi terfokus di kantor Camat Krueng Sabee, Kamis (3/12/2020).

Acara ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain ada pengecekan suhu, peserta juga tetap mengenakan masker selama acara berlangsung. Kondisi aula kantor camat yang berventilasi banyak dan lebar, sehingga udara bebas keluar masuk.

Diskusi yang berlangsung selama empat jam itu diikuti oleh 14 peserta yang terdiri dari para kepala desa yang mempunyai akses tambang, Babinsa, sekretaris camat dan para tokoh masyarakat dan perwakilan perempuan.

“Kasus malaria di Aceh Jaya terjadi penurunan signifikan sejak tahun 2018. Kami dahulu yakin dan optimis kasus malaria di Aceh Jaya segera tereliminasi ” ujar Isra Fuadi, Wasor Malaria yang selama ini berkecimpung langsung dalam menurunkan kasus malaria di Aceh Jaya.

Namun, lanjutnya, di tahun 2020 ini kembali melonjak dan membuat semua harus bekerja lebih keras dan melakukan koordinasi lintas sektor.

Menurutnya, terjadinya peningkatan kasus malaria terutama pada lokasi penambangan yang baru dibuka. Dia mengungkapkan, dengan adanya komitmen dari para kepala desa untuk membantu mendata dan pengecekan darah warga di laboratorium akan membantu penurunan kasus di tahun depan.

“Tim dari Dinas Kesehatan pernah ditolak masuk sehingga mereka kembali tanpa bisa mensosialisasikan tentang bahaya malaria. Maka, pelaksanaan forum ini diharapkan adanya solusi agar dapat mengeliminasi malaria di Aceh Jaya,” jelasnya.

Syaukani, mantan kepala desa yang kini menjabat sebagai Tuha Peut Desa Datar Luas Kecamatan Krung Sabee, Aceh Jaya, saat mengikuti kegiatan memberikan respon positif terkait kegiatan tersebut.

Dia mengusulkan ada pembentukan posko bersama di desa yang memilik areal penambangan. Posko tersebut bertujuan untuk mendata masyarakat yang akan naik ke gunung melakukan penambangan.

“Kalau penambang dari luar Aceh diwajibkan menitipkan kartu identitas berupa kartu tanda penduduk guna memudahkan pendataan penambang pendatang,” ujarnya.

Muhammad Amin, peserta lainnya dari Desa Mon Mata Kecamatan Krueng Sabee mengungkapkan, saat ini belum mempunyai satu mekanisme baku tentang pendataan.

Dia menambahkan, kondisi pandemi seperti sekarang ini membuat penambang tidak melaporkan diri bila mengalami demam karena kekhawatiran akan divonis COVID-19.

“Kondisi ini menyebabkan semakin tertutup kawasan tambang dari akses luar,” ujarnya

Sementara itu, Sekretaris Camat Krueng Sabe, Edwar, mengatakan, pihaknya telah membuat perencanaan pengalihan kegiatan masyarakat dari penambang menjadi petani.

“Pemerintah sudah menyiapkan lahan, perbaikan jalan dan drainase guna mendukung hal tersebut. Diupayakan juga bisa dilakukan hal lain untuk tetap mengadakan pemeriksaan darah di laboratorium dengan adanya surat dari dinas kesehatan,” ujarnya. (Zammil).

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER