Yogyakarta – Kini suasana di Kota Yogyakarta semakin mencekam. Warga yang terpapar virus Corona, selain mendapat perawatan di rumah sakit, banyak juga melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumahnya masing-masing.
“Yogya urutan ke 2 setelah Jakarta. Tiap hari dari pagi sampai malam suara ambulans lewat sekitar 15 x. Paling sedikit 8 x,” kata Yusnita, wanita asal Medan yang kini menetap di Yogyakarta.
Yusnita mengatakan kepada Waspadaaceh.com, Selasa pagi (13/7/2021), dalam beberapa hari terakhir hanya berdiam di rumah atau tidak masuk kerja. Bahkan untuk keluar membeli kebutuhan konsumsi pun harus dia batasi.
“Takut bang, di sekitar sini banyak yang positif. Kita swadaya, dimintai sumbangan untuk yang terdampak COVID,” lanjutnya.
Dia menyebutkan, suasana lalulintas masih tetap ramai, namun terjadi pengalihan arus di beberapa jalan. Malioboro tampak sepi, bila malam hari, suasana di kawasan itu gelap karena lampu tidak dinyalakan.
Yusnita juga mengatakan, multi vitamin dan vitamin C sulit diperoleh di pasaran. “Vitamin kosong bang,” kata Yusnita.
Menurutnya, solidaritas warga di Yogyakarta cukup kuat. Saling membantu bila ada yang terpapar. Bila ada yang terkena COVID-19, bisa menghubungi beberapa nomor telepon untuk mendapatkan makanan gratis setiap hari selama isoman.
“Makanan diantar sampai ke depan rumah. Begitu juga obat-obatan dan oksigen bagi yang isoman,” lanjut Yusnita.
8 Warga yang Isoman MeninggalÂ
Situasi di Yogyakarta, tidak hanya kasus terkonfirmasi positif yang melonjak, angka kematian pasien positif COVID-19 juga mengalami kenaikan. Termasuk yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Bahkan pada Senin 12 Juli 2021, tercatat ada 8 pasien yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.
Mengutip viva.co.id, Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, mengatakan, hingga Senin 12 Juli 2021 siang, ada 31 warga yang dimakamkan dengan protokol kesehatan (prokes). Dari 31 warga ini, 8 orang diketahui meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Kata Hidayat, sejak terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta, terjadi pula peningkatan angka pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan.
Hidayat menyebut paska ada lonjakan kasus di Kota Yogyakarta, angka pemakaman meningkat lima kali lipat. Sebelum ada lonjakan kasus, dalam sehari hanya ada tiga hingga lima kali jenazah yang dimakamkan dengan protokol COVID-19.
“Naik lima kali lipat. Sekarang sehari bisa memakamkan 20-25 jenazah dengan protokol kesehatan. Beberapa hari terakhir ada 30-an kasus,” kata Hidayat saat dihubungi wartawan, Senin 12 Juli 2021. (Ris)