SENIN, 8 April 2019, suasana pagi di Mahad Assunah Lampeneurut, Banda Aceh, tidak sama seperti hari sebelumnya.
Puluhan santri yang mondok di pesantren tersebut, pada hari-hari biasa, ada yang sholat tahajud, melancarkan hafalan, menikmati santap sahur puasa sunnah, dan lain sebagainya.
Namun, dihari itu, sausana agak berbeda. Sejak pukul 04.00 WIB subuh dini hari, ratusan santri yang tengah menempuh pendidikan program tahfiz Alquran, telah berkumpul membentuk lingkaran di masjid yang berada di lingkungan Mahad tersebut.
Pagi dini hari, Sultan Irfandi, salah satu santri Mahad Assunah, tengah melakukan syahadah, atau setoran hafalan Alquran 30 juzz yang telah diajarkan para guru tahfiz di pondok itu.
Proses setoran hafalan Alquran 30 juzz yang dilakukan oleh Sultan, diawasi langsung oleh guru pembimbingnya Ustadz Taufik, dan juga salah satu pengajar Mahad, Abu Hanif.
Ayat demi ayat, halaman demi halaman terus dihafalkan Sultan di hadapan guru dan ratusan sahabatnya yang secara tekun ikut menyimak.
Mudir Tahfiz Mahad Mahad Assunah, Ustadz Tantawi, kepada Waspada, Senin, 8 April 2019, menerangkan, Sultan adalah santri ke-3 yang telah berhasil menyelesaikan studi program tahfiz Alquran di pesantren ini.
Saat ini, masih ada beberapa santri lainnya, yang telah berhasil menghafal Alquran 30 juzz yang juga akan segera melakukan syahadah sama seperti Sultan.
Kebanyakan di Mahad Assunah ini, adalah putra/putri Aceh yang merupakan anak yatim, dan ini menjadi prioritas pihaknya dalam memberikan pendidikan qurani kepada mereka.
Namun, banyak juga santri lainnya dari berbagai latar belakang yang menempuh pendidikan di sini.
Ustadz Tantawi menambahkan, para santri Mahad Assunah yang biasanya sudah menyelesaikan program tahfiz Alquran 30 juzz, kebanyakan dari mereka melajutkan program studi ke universitas di Madinah.
Waspada yang sempat mengikuti proses syahada Sultan, menyaksikan sendiri begitu antusiasnya para santri di Mahad itu menyimak dan mengikuti hafalan Alquran yang dibacakan Sultan.
Setoran hafalan yang dilaksanakan sejak pagi dini hari tersebut, jelang siang sebelum istirahat sholat zuhur, Sultan telah menyelesaikan 17 juzz.
Guru pembimbing Sultan, Ustadz Taufik, memperkirakan proses setoran hafalan muridnya tersebut akan selesai sebelum jam 22.00 WIB. “InsyaaAllah semua akan berjalan dengan lancar,” katanya.
Sultan yang baru akan genap berumur 18 tahun pada Juli tahun ini, merupakan putra dari Jafaruddin. Namun ayahnya sudah berpulang ke Rahmatullah saat dirinya masih kecil.
Lahir di Aceh Utara, tidak menyurutkan langkah Sultan untuk menjadi seorang penghafal Alquran dengan menempuh pendidikan ke Mahad Assunah yang terletak di Aceh Besar. (hendro)