Sabtu, April 20, 2024
Google search engine
BerandaTulisan FeatureBersama Gofood, Jatuh Bangun Bisnis Jagung Bakar di Masa Pandemi, Kini Sukses...

Bersama Gofood, Jatuh Bangun Bisnis Jagung Bakar di Masa Pandemi, Kini Sukses Bisnis Warkop

“Biasanya, satu driver itu bisa sampai 2 hingga 3 kali terima order di tempat saya. Driver yang sama namun konsumen berbeda”

———————-

Lapaoran: Sulaiman Achmad

Hiruk pikuk lalu lintas terlihat menjejak aspal di sore itu. Jam pulang kantor untuk di Kota Metropolitan, Kota Medan, berkisar pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB sore. Berbeda dengan ibukota negara, DKI Jakarta yang tepat jam 18.00 WIB sudah memasuki waktu magrib.

Driver GoJek juga terlihat sibuk berlalu lalang mengantar penumpang, ada pula yang masih sibuk mengantar pesanan makanan. Di tengah hiruk pikuk lalu lintas itu, keramaian terlihat di salah satu ruas jalan, yakni Jalan Tempuling Medan Tembung, Kota Medan. Jalan ini berada di antara Jalan Wiliem Iskandar atau Jalan Pancing dan Jalan Pasar 3 atau Jalan Tuasan.

Jalan Tempuling sebelumnya dikenal hanya sebagai kawasan dengan pemukiman padat penduduk. Perlahan, dalam kurun waktu 5-7 tahun berlakangan, kawasan ini berubah menjadi pusat kuliner dan pusat nongkrong. Baik warung kopi (warkop) ataupun warung kuliner kekinian, usaha es boba, kebab, kue tradisional hingga corndog, tumbuh bak jamur di musim hujan.

Nama terakhir yang disebut, adalah jajanan kekinian berasal dari Korea Selatan. Corndog jika mengikuti ejaan terjemahan bahasa Indonesia, berkonotasi negative, namun makanan yang berbahan dasar roti dan keju ini dijamin halal. Aneka tren makanan tersedia di warung-warung jalanan kawasan ini.

Dari beragam jajanan itu, ada satu yang spesial di sana, yakni Bakso dan Jagung Bakar Mas Seno. Lokasinya di Jalan Tempuling antara persimpangan Jalan Tuamang dan Jalan Seser. Strategis karena di depannya juga berjejer warkop yang selalu padat pengunjung.

Layanan GoFood

Aneka warkop dengan segmen pasar seperti khusus warung kopi untuk tukang becak, orangtua hingga anak muda tersedia persis di depan usaha yang dikelola oleh Dwi Retno Cahyo Utami itu. Semua pelaku usaha di sana juga sudah terkoneksi dengan layanan GoFood dari GoJek.

Omset Dwi yang mengelola Bakso dan Jagung Bakar Mas Seno ini pun awalnya bisa mencapai Rp400 ribu hingga Rp550 ribu per hari, dengan estimasi pendapatan 30% berasal dari penjualan melalui layanan GoFood. Ya, layanan itu begitu populer karena banyak promo dan paket makanan yang ekonomis.

“Biasanya, satu driver itu bisa sampai 2 hingga 3 kali terima order di tempat saya. Driver yang sama namun konsumen berbeda. Apalagi ketika ada promo gratis ongkir, pesanan sangat banyak. Saya sampai menyediakan aneka minuman teh manis dingin atau kopi susu dingin gratis khusus untuk driver,” ujarnya.

Dwi mengaku driver sampai senang jika mendapat orderan ke tempat usahanya. Apalagi, aneka pujian juga disampaikan oleh driver secara langsung kepada dirinya, karena meski menggelar dagangan dengan ukuran etalase hanya 50 Cm, tapi menghargai para driver serupa dengan restoran.

“Niatnya, hanya ingin sedekah. Saya dianjurkan, sebaik-baik sedekah adalah minuman. Jika orderan konsumen di atas Rp50 ribu saya juga selalu memberikan bonus makanan kepada driver. Jadi tidak cuma konsumen yang merasakan makanannya. Insha Allah berkah lah,” ungkapnya.

Jatuh Bangun Akibat COVID-19

Bagi ibu dua orang anak ini, mengingat betul kejadian yang menimpanya. Ketika COVID-19 mulai menyerang negara-negara di dunia, kemudian menyebar di Indonesia pada akhir tahun 2019, telah memberi pengaruh cukup besar terhadap kelangsungan usahanya.

Ketika itu, awalnya ada kabar seorang dokter spesialis meninggal akibat COVID-19. Hal itu menimbulkan kecemasan masyarakat di ibukota Provinsi Sumatera Utara, hingga kota pun menjelma bagaikan kota mati. Beberapa hari setelah kabar itu beredar, semua aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat seolah terhenti beberapa bulan kedepannya.

Dampaknya sangat besar, pusat perekonomian mati total hingga terdampak ke berbagai sektor. Driver GoJek tentu saja menjerit, pelaku UMKM, seperti Dwi juga mati suri. Omset turun drastis hingga 90% menjadi hanya Rp50ribu, bahkan pernah hanya Rp25ribu per hari. Untuk membayar gaji pekerja satu orang saja tidak cukup.

“Saya ingat betul itu. Coba bertahan dengan uang tabungan untuk subsidi, tapi cuma bisa bertahan 3 bulan hingga akhirnya tutup. Gaji pekerja saja Rp30ribu per hari, omset didapat bahkan cuma Rp20 ribu.  Sebelumnya disaat normal (sebelum pandemi) Rp400 ribu hingga Rp500 ribu rata-rata per hari. Hingga saya harus menjual sepeda motor,” ucapnya.

Orderan GoFood juga nyaris sama sekali tidak ada yang masuk. Driver GoJek pun terlihat lebih banyak terduduk daripada mondar mandir melayani konsumen di jalanan.

Bangkit Setelah Hampir 4 Bulan

Setelah hampir 4 bulan terhenti sama sekali tidak berdagang, perlahan, Dwi mulai bangkit membuka warung kopi (Warkop) dengan menjual aneka jajanan dan makanan yang murah meriah namun tetap menjaga kualitas rasa. GoFood tentu saja tetap setia.

Setelah berkonsultasi via email ke layanan GoFood Partner, Dwi memindahkan alamat akun GoBiz di Jalan Tempuling ke Jalan Kapten Rahmad Buddin Gang Kembar, Medan Marelan, karena lokasi usaha dan konsep usaha yang berubah.

“Sejak awal usaha, saya tidak pernah pakai aplikasi lain selain GoFood. Kini, saya sudah mulai bangkit dan meski secara bertahap, karena buka sejak Juli 2020 tahun lalu. Pelan-pelan omset dagangan saya yang baru mulai normal,” ceritanya.

Memiliki jenis usaha baru yakni Warkop Mas Seno, Dwi tetap yakin usahanya terus berkembang, meski masih dalam kondisi pandemi. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan, namun usaha miliknya bisa bangkit.

“Usaha baru, meski sudah memiliki rating karena akun lama. Namun, saya membuat promo besar-besaran untuk jenis makanan seperti nasi goreng plus teh manis dingin dan es boba dengan harga khusus. Tujuannya, biar untung tipis dulu, tapi konsumen sudah kenal rasa dan akan jadi langganan,” ungkapnya.

Kini, omsetnya mulai stabil bahkan telah mencapai di atas Rp500 ribu/hari, apalagi terbantu dan bangkit bersama dengan layanan GoFood.

Seperti yang disampaikan oleh Head of Regional Corporate Affairs Gojek Sumbagut, Dian Lumbantoruan, bahwa secara komitmen GoJek tetap memperhatikan keberlangsungan usaha dan kebangkitan UMKM. Khususnya mitra GoFood dengan berbagai pelatihan dan webinar yang bertujuan memotivasi pelaku usaha (mitra) hingga bagaimana bisa tetap eksis serta berkembang selama pandemi ini.

Gofood memang tetap setia “mendampingi” usaha Dwi, dan kini usahanya semakin menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Bersama Gofood, bisnis Dwi jatuh bangun di masa pandemi COVID-19, hingga kembali sukses melalui usaha warkopnya. (**)

  • Penulis adalah wartawan waspadaaceh.com
  • Tulisan ini disertakan dalam kompetisi jurnalistik, “Kreasi Pewarta Anak Bangsa atau KPAB” yang digelar Gojek Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Tahun 2021.
BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER