Jumat, Mei 3, 2024
Google search engine
BerandaSumutBanjir Bandang Bahorok, KPH Wil I Stabat: Kayu Berasal dari Longsor TNGL,...

Banjir Bandang Bahorok, KPH Wil I Stabat: Kayu Berasal dari Longsor TNGL, Bukan Penebangan

Medan (Waspada Aceh) – Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah I Stabat, Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Puji Hartono, memastikan kayu yang terbawa dalam bencana banjir bandang di Sungai Landak, Bahorok, Langkat, berasal dari longsoran Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Hal itu disampaikan Puji, setelah timnya bersama warga dan mitra NGO melakukan peninjauan dan penelitian di lapangan. Puji juga membenarkan video yang beredar tentang klarifikasi dan penjelasan oleh Tim KPH Wilayah I Stabat, Dishut Provinsi Sumut, yang menyatakan bahwa kayu yang terbawa banjir bandang bukan berasal dari Hutan Produksi Terbatas (HPT) di wilayah kerjanya.

“Jadi, memang benar. Itu dari staf saya di KPH yang menjelaskan mengenai asal muasal kayu itu. Itu kayu pohon dengan akar terbawa arus banjir bandang,” kata Puji kepada Waspadaaceh.com, Kamis (19/11/2020).

Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah I Stabat, Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Puji Hartono, memastikan kayu yang terbawa dalam bencana banjir bandang di Sungai Landak, Bahorok, Langkat, berasal dari longsoran Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). (Foto/Ist)

Jadi, jelasnya, setelah diteliti kayu dengan akar itu bukan berasal dari HPT wilayah kerja KPH Wilayah I Stabat, Langkat. Namun, berasal dari TNGL. Karena pihaknya sangat mengetahui pohon jenis apa saja yang ada dalam kawasan hutan HPT itu.

“Kita tahu, wilayah kita. Itu bukan jenis kayu dari hutan HPT kita. Karena banyak lahan HPT kita juga sudah ditanami masyarakat dengan tanaman produktif pangan. Kita memastikan itu bukan dari kawasan hutan HPT kita,” ujarnya.

Puji menjelaskan dari penelitian sementara, kayu dengan akar itu berasal dari TNGL. Dia juga memperkirakan kayu atau pohon itu terbawa akibat adanya longsor di TNGL yang mengakibatkan debit air jadi tinggi.

“Kemungkinan besar karena adanya longsor di kawasan TNGL. Jadi, itu terbawa karena debit air naik jadi banjir. Murni bencana alam sejauh ini kalau kita teliti,” tegasnya.

Puji sekaligus mengklarifikasi agar tidak terbentuk opini lain dalam bencana banjir bandang ini. Video yang beredar dari Tim KPH Dishut Sumut ini sekaligus menegaskan bahwa banjir bandang terjadi murni faktor alam. (sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER