Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Center for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, menemukan gejala long COVID-19 di kalangan penderita yang sudah dinyatakan sembuh.
Sementara itu, Aceh kembali mencatat penambahan 14 kasus baru positif terinfeksi virus Corona dalam waktu 24 jam terakhir, kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, dalam rilis yang diterima Waspadaaceh.com, Sabtu (13/03/2021).
“Penderita COVID-19 yang sudah sembuh tapi masih merasakan gejala-gejala infeksi virus Corona, CDC menyebutnya sebagai gejala long COVID-19,” kata pria yang akrab disapa SAG itu.
Dia menjelaskan, CDC yang berada di bawah Departeman Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Amerikan Serikat (AS) itu, mengamati beberapa gejala berkepanjangan yang dirasakan penderita COVID-19, yang sudah dinyatakan negatif virus Corona berdasarkan hasil uji laboratorium.
Gejala long COVID-19 tersebut, antara lain, berupa kelelahan, sulit bernafas, batuk, nyeri pada persendian, dan nyeri dada. Badan yang berkantor pusat di Atlanta, Georgia, AS itu juga menemukan mantan pasien COVID-19 (penyintas) yang kesulitan berpikir dan berkonsentrasi, depresi, nyeri otot, sakit kepala, dan jantung berdebar-debar.
Meski jarang terjadi, tambah SAG, CDC menemukan kasus komplikasi medis yang dapat menjadi masalah berkepanjangan bagi beberapa penyintas COVID-19. Gejala long COVID-19 tampak memengaruhi sistem organ tubuh yang berbeda, seperti pembengkakan otot jatung, ganguan fungsi paru, kerusakan ginjal akut, gatal-gatal, rambut rontok, gangguan indra penciuman, dan rasa.
SAG mengatakan, Satgas Penanganan COVID-19 Nasional mengimbau masyarakat menyikapi temuan itu dengan sikap waspada dan bukan dengan kecemasan berlebihan. Penyintas yang merasakan gejala long COVID-19 belum terbukti dapat menularkan gejala yang sama kepada orang lain di sekitarnya.
Namun demikian, katanya, temuan CDC itu seyogyanya dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap COVID-19. Bagi yang belum percaya COVID-19 itu ada, penularannya cepat, dan dapat mematikan, sudah saatnya untuk mengoreksi persepsi yang keliru itu. Abaikan informasi hoax yang berkembang di seputar virus Corona dan vaksinasinya, imbau SAG. (Ria)