Jumat, April 26, 2024
Google search engine
BerandaAcehAksi Kemanusiaan Imigran di Aceh, Yayasan Geutanyoe Gelar Lomba Artikel dan Fotografi

Aksi Kemanusiaan Imigran di Aceh, Yayasan Geutanyoe Gelar Lomba Artikel dan Fotografi

Medan (Waspada Aceh) – Yayasan Geutanyoe menggelar rangkaian kegiatan dokumentasi dan publikasi pengalaman respon kemanusiaan penanganan pengungsi luar negeri (imigran) di Aceh.

Lomba ini sekaligus untuk mengisi acara Peringatan Hari Pengungsi Sedunia (World Refugee Day) 2022 yang juga diselenggarakan oleh Yayasan Geutanyoe, kata Direktur Yayasan Geutanyoe Sumatera Utara, Datok Sarboini, Senin (6/6/2022). 

Datok Sarboini menyebutkan, agenda dokumentasi dan publikasi ini dilaksanakan dalam beberapa kegiatan utama.

“Selain melaksanakan penulisan buku menyangkut pengalaman respon kemanusiaan penanganan pengungsi Rohingya di Aceh, Yayasan Geutanyoe juga akan menggelar sayembara artikel dan sayembara fotografi dengan tema, ‘Aksi Kemanusiaan terhadap Pengungsi Luar Negeri di Aceh’,” katanya. 

Sarboini menjelaskan, setelah dinilai oleh academic team yang dibentuk oleh Yayasan Geutanyoe, selain menentukan pemenang sayembara, keseluruhan produk sayembara yang layak juga akan dipublikasikan pada acara publikasi launching buku Respon Kemanusian dan buku Kumpulan Artikel dan Pameran Fotografi di akhir Juni ini.

“Total hadiah sayembara ini berkisar senilai 20 juta rupiah. Periode sayembara ditentukan sejak tanggal 2 – 12 Juni 2022,” ucapnya.

Peserta sayembara merupakan peserta umum bersakala nasional untuk sayembara menulis dan berskala Sumatra untuk sayembara fotografi.

“Syarat dan ketentuan lebih lanjut dapat diakses di website Yayasan Geutanyoe www.geutanyoe.id dan akun media sosial instagram @geutanyoefoundation,” terang Sarboini.

Sarboini mengatakan, dasar pemikiran kegiatan ini adalah Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki pengalaman dan sejarah khusus dengan pengungsi dari luar negeri. Termasuk pengungsi Rohingya sebagai yang paling dominan Aceh dan berbagai pengungsi lain yang pernah terhubung dengan Aceh.

Pengalaman dan sejarah khusus ini bukan hanya menyangkut Aceh sebagai tempat berlabuh dan transit, namun juga terkait sejumlah penanganaan dan respon kemanusiaan terhadap para pengungsi dari hulu ke hilir. Aceh melakukan berbagai respon kemanusiaan dan terus belajar dari pengalaman mengenai respon-respon yang diberikan.

“Dalam hal ini, aktivitas dokumentasi dan publikasi atas pengalaman-pengalaman respon kemanusiaan yang dilakukan di Aceh menjadi sangat krusial. Dokumentasi dan publikasi sangat penting sebagai rekaman sejarah,” jelasnya.

Sarboini mengungkapkan bahwa berbagai kajian atas pengalaman respon dan aksi kemanusiaan terhadap pengungsi luar negeri juga sangat penting untuk basis perkembangan pengetahuan atas aktivitas kemanusiaan di Aceh.

“Kedua hal di atas menjadi pondasi atas upaya menginstalasi kebudayaan kemanusiaan di Aceh dan sebagai basis pembelajaran untuk terus memperbaiki pengalaman respon sampai ke tahap yang ideal,” ungkapnya.

Yayasan Geutanyoe juga mengharapkan adanya standarisasi yang layak atas produk dokumentasi dan publikasi, serta standar narasi yang berdasaran perspektif kemanusiaan, penghargaan dan penguatan atas martabat manusia, kesetaraan, keadilan dan perdamaian.

Hal ini sejalan pula dengan semangat agenda peringatan World Refugee Day (WRD) 2022 yang juga dilaksanakan oleh Yayasan Geutanyoe. Basis perspektif WRD adalah momen masyarakat dunia untuk menghormati para pengungsi di seluruh dunia, serta momen untuk merayakan kekuatan dan keberanian orang-orang yang terpaksa meninggalkan negara asal mereka untuk menghindari konflik, penganiayaan, berbagai bahaya, kekerasan dan perang. (sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER