Banda Aceh (Waspada Aceh)– Pemerintah Aceh, bekerja sama dengan UNICEF dan Flower Aceh, meluncurkan Program Aksi Bergizi di dayah pada Jumat (24/1/2025).
Acara yang berlangsung di Ruang Rapat Biro Keistimewaan Aceh dan Kesra Setda Aceh ini menjadi langkah awal untuk mengatasi masalah stunting dan anemia pada remaja di Aceh.
Kepala Biro Keistimewaan dan Kesra Setda Aceh, Yusrizal Zainal, dalam sambutannya mengatakan pentingnya program ini dalam mendukung pembangunan yang menyeluruh.
“Program ini terkait erat dengan indikator pembangunan di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Dengan pelayanan yang baik, pembangunan dapat direncanakan lebih komprehensif,” ujarnya.
Dia mengatakan Aceh telah menunjukkan inovasi progresif dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di dayah. Sejak 2022, Aceh menjadi satu-satunya provinsi yang memasukkan Dinas Pendidikan Dayah ke dalam struktur TPUKS (Tim Pembina UKS), mendukung penguatan layanan kesehatan di lingkungan dayah.
Acara ini juga menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya dr. Rauyani, Kepala Bagian Kesra Pelayanan Dasar Biro Keistimewaan dan Kesra Setda Aceh, yang menjelaskan langkah-langkah implementasi program ini.
Selain itu, Irwan, Kepala Bidang Pemberdayaan Santri, menyoroti pentingnya dukungan berbagai pihak untuk memperkuat kesehatan di lingkungan dayah.
Tantangan Stunting dan Anemia
Permasalahan stunting dan anemia masih menjadi tantangan besar di Aceh. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi anemia pada remaja usia 15-24 tahun mencapai 32%, sedangkan hanya 45% remaja putri yang rutin mengonsumsi tablet penambah darah. Di tingkat nasional, angka stunting tercatat sebesar 21,5% pada 2023.
Natassya Phebe, Officer Nutrisi UNICEF perwakilan Aceh, mengatakan edukasi gizi yang rutin diselenggarakan di sekolah bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku peserta didik. Menurutnya, ini adalah investasi jangka panjang yang baik, apalagi jika sesi edukasi gizi dimasukkan sebagai intrakurikulum.
Sesi ini berlangsung singkat, hanya 30-45 menit, dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan, di mana peserta didik dapat bermain sambil belajar dengan bimbingan guru atau kaset kesehatan sekolah. “Modul yang ada sudah sangat lengkap dan siap pakai,” tambah Natassya.
Koordinator Divisi KPP Flower Aceh, Hendra Lesmana, menyebut program ini sebagai upaya kolaboratif untuk meningkatkan kualitas hidup remaja di Aceh.
“Dengan komitmen bersama dari pemerintah dan pemangku kepentingan, program ini diharapkan berdampak signifikan dalam meningkatkan kesehatan gizi remaja. Ini langkah strategis untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Aceh,” katanya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, serta para pimpinan dayah. Dalam diskusi, peserta membahas implementasi program untuk meningkatkan status kesehatan santri demi mendukung proses belajar-mengajar yang optimal.
Melalui Program Aksi Bergizi di Dayah, pemerintah berharap kesehatan remaja di Aceh, khususnya di lingkungan dayah, dapat terus meningkat dan mendukung lahirnya generasi berkualitas di masa depan. (*)