Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umat menggelar rapat dengar pendapat umum atau public hearing terkait penanganan stunting se-kecamatan Kuta Alam, Kamis (26/10/2023) di Banda Seafood, Banda Aceh.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Kabid Kesmas Dinas Kesehatan, Syukriah, Camat Kuta Alam Arie Januar, Kapolsek Kuta Alam, Ketua Asokulam Alta Zaini, Kapus Kuta Alam, Lia Silvianty, Kapus Lampulo, Hayatun Rahmi, Ketua TP PKK Kecamatan, Tri Suci Apriyenni, para Ketua PKK gampong se-kecamatan Kuta Alam, para kader posyandu, kader Rumah Gizi Gampong (RGG) serta ibu-ibu dari berbagai perwakilan gampong kecamatan Kuta Alam.
Dalam kesempatan itu, Farid mengatakan, stunting masih menjadi masalah baik di tingkat lokal hingga di level nasional. Bahkan keberhasilan seorang kepala daerah dalam menjalankan tugasnya, salah satunya dinilai dari kebijakan dan keberhasilan dalam menggenjot angka stunting.
Farid menyampaikan bahwa angka stunting di Banda Aceh mencapai 9,47 %, dan angka stunting di Kecamatan Kuta Alam sebesar 7,7 %. Oleh karenanya diperlukan sinergisitas dan gerak bersama dalam menurunkan angka stunting.
“Harus ada kesamaan gerak yang melibatkan berbagai stakeholder dan para pemangku kepentingan di setiap gampong dalam menekan angka stunting,” ujar Farid.
Farid berharap agar forum RDPU yang dihadiri oleh berbagai perwakilan warga tersebut digunakan oleh para peserta untuk menyampaikan perkembangan dan permasalahan di lapangan, dalam upaya menekan angka stunting tersebut.
“Peran ibu-ibu di lapangan sangat kita butuhkan. Forum ini menjadi wadah untuk menyampaikan aspirasi ibu-ibu yang nantinya akan kami teruskan ke Pemko Banda Aceh. Apalagi saat ini kami sedang membahas RAPBK untuk penyusunan program tahun 2024, khususnya dalam penanganan stunting ini,” ujarnya.
Ketua DPD PKS Banda Aceh itu juga mengajak para peserta untuk dapat terus mengedukasi masyarakat hingga memahami persoalan stunting secara baik. Masalah ini bukan bagian tugas Dinkes saja, tapi perlu kerja sama segala pihak, terutama ibu-ibu yang memiliki balita untuk senantiasa berkunjung ke Posyandu.
“Masih ada anggapan stunting ini adalah aib, padahal bukan, tapi ikhtiar kita dalam mendidik generasi yang sehat dan tangguh. Agama juga menyuruh kita agar tidak meninggalkan generasi yang lemah,” katanya.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Banda Aceh, Syukriah SKM.,MKM memaparkan kondisi stunting baik di tingkat gampong hingga tingkat kota. Ia mengajak kader posyandu dan RGG agar terus memotivasi para ibu-ibu membawa Balita ke Posyandu untuk di data dan mendapatkan pendampingan. Selain mendapat pemeriksaan, para Balita tersebut memperoleh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Rumoh Gizi Gampong (RGG) yang ada di setiap gampong.
“Kami terus mengedukasi kembali tentang pentingnya PMT bagi Balita sebagai upaya penurunan stunting. Selain itu butuh peran ibu-ibu juga dalam menurunkan angka stunting bagi generasi kita ini,” ujar Syukriah.
Sedangkan Camat Kuta Alam, Arie Januar berharap agar adanya sinkronisasi dalam pendataan yang dilakukan oleh pihak gampong, puskesmas dan Dinas Kesehatan. Ini penting diperhatikan agar kerja keras yang dilakukan oleh pihak gampong dan kecamatan dalam menurunkan angka stunting tidak sia-sia dan benar-benar terwujud.(*)