“Tamatan SMK harus siap bekerja dan kami sudah siapkan ke dunia industri atau berwirausaha”
—Kabid SMK Disdik Aceh, Asbaruddin—
SMKN 3 Banda Aceh merupakan sekolah yang berdiri sejak tahun 1957. Saat ini sudah memiliki lima bidang kompetensi keahlian, yaitu Tata Busana, Tata Boga, Akomodasi Perhotelan, Tata Kecantikan Kulit dan Rambut serta Unit Pelayanan Pariwisata (ULP).
Sekolah yang terhitung tua ini, selalu melakukan berbagai terobosan agar tetap eksis dan mampu bersaing dengan sekolah lainnya. Di samping itu, sekolah ini juga tetap mendidik siswa siap terjun ke dunia usaha.
Kepala SMKN 3 Banda Aceh, Supriani kepada Waspadaaceh.com, Senin (21/11/2022) mengatakan menjadi siswa SMK tentu harus bangga. Pasalnya, siswa akan diberikan keterampilan lebih agar siap untuk terjun di dunia kerja.
Apalagi jika ikut kelas industri. Di SMK, kelas industri ini biasanya melibatkan mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Sekolah diberikan kebebasan untuk mencari rekanan dan bekerja sama dengan industri yang sesuai dengan kompetensi yang ada di sekolah tersebut.
Tentu, melalui kerja sama langsung antara sekolah dengan industri maka diharapkan kelas industri ini akan mampu meningkatkan kompetensi keahlian siswa, sekaligus menciptakan SDM dari SMK yang lebih berkualitas.
“Hal ini sudah kita terapkan, saat COVID-19. Dimana saat itu siswa tidak dimagangkan, akhirnya sekolah kita menghadirkan pihak industri ke sekolah untuk melatih beberapa siswa,” jelasnya.
Pelatihan yang diberikan juga tidak tanggung-tanggung, pihak industri yang diundang wajib melatih siswa hingga kompeten. Salah satu industri yang diundang sebutnya, industri roti yang ada di Sigli, Aceh.
Sampai saat ini, siswa SMKN 3 Banda Aceh terus berlatih membuat roti hingga benar-benar sempurna. Meskipun pihak industri hanya satu bulan melatih, namun berkat pendampingan dari guru-guru pembuatan produk roti terus berlanjut sampai sekarang.
“Produk siswa ini dijual di sekolah. Istilahnya dari siswa untuk siswa dan oleh siswa,” sebut Supriani yang juga jebolan dari FKIP USK ini.
Dilatih Berwirausaha
Ketua Kompetensi Keahlian Tata Boga, Siti Orbanisa, mengatakan semenjak kurikulum merdeka ditetapkan, guru melatih siswa untuk berwirausaha dengan maksud apabila siswa tidak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi minimal siswa bisa buka usaha sendiri.
“Anak SMK sebenarnya dipersiapkan Bekerja, Melanjutkan dan Wirausaha (BMW). Dari kurikulum itu, siswa diharapkan kompeten,” sebutnya.
Makanya, pihak sekolah saat ini memberikan sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang keahlian siswa di berbagai bidang. Salah satunya bidang tata boga.
“Siswa sudah bisa membuat roti, kue muffin jenis-jenis cake dan bolen,” jelasnya.
Jika dilihat, kata Siti, siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran tata boga. Apalagi pembelajaran lebih banyak praktik dibandingkan dengan teori. Walaupun, sebelum siswa praktik, satu atau dua kali pertemuan dibekali dengan teori dulu.
Berdaya Saing di Dunia Usaha
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh melalui Kepala Bidang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Asbaruddin menyebutkan Disdik Aceh terus berupaya menciptakan siswa SMK mampu berdaya saing di dunia usaha.
Keseriusan itu lanjut, Asbaruddin ditandai dengan adanya pembenahan sarana, prasarana, hingga menghadirkan guru-guru yang kompeten pada bidang masing. Hal ini guna mewujudkan generasi unggul dan berprestasi.
“Tamatan SMK harus siap bekerja, kami sudah siapkan untuk berdaya saing di dunia industri atau berwirausaha,” sebutnya.
Apalagi, industri di Aceh masih kurang, hanya 5 persen. Sementara peluang di dunia kewirausahaan sangat besar yaitu mencapai 95 persen. Untuk itu, pihaknya terus mempersiapkan guru-guru yang kompeten yang mampu mendidik siswa berwirausaha maupun industri.
“Sehingga bisa menghasilkan produk. Baik produk yang berbasis barang maupun jasa,” jelasnya.
Dia berharap, siswa SMK dapat menghasilkan produk terbaru dan juga jasa yang berkualitas tinggi. (*)