Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaAcehCeramah Maulid: Prof Syamsul Rijal Sampaikan Elemen Dasar Strategi Politik Rasulullah

Ceramah Maulid: Prof Syamsul Rijal Sampaikan Elemen Dasar Strategi Politik Rasulullah

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Guru Besar UIN Ar-Ranirry Banda Aceh Prof Syamsul Rijal mengingatkan pengurus partai untuk berinovasi melakukan perubahan dan pembaharuan, tak terjebak pada sesuatu yang normatif tapi harus transformatif.

Prof Syamsul Rijal menyampaikan hal itu saat memberikan ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW bersamaan kegiatan pelantikan pengurus DPC PPP Banda Aceh, Selasa (22/11/2022),  di Aula Jedah, Asrama Haji Banda Aceh.

Menurutnya, pelantikan ini tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan simbolis, namun sebagai landasan berpijak untuk bergerak. Dia berpesan agar partai jeli dalam melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan menuju peradaban yang berkemajuan.

Sesuai sambutan yang disampaikan oleh Ketua DPC PPP Banda Aceh Tgk Asnawi, yaitu harapan PPP untuk mengembalikan kejayaan PPP seperti masa lalu, menurutnya partai tidak boleh terlena dengan masa lalu.

Sesuai dengan mars PPP ada dua yang paling penting di masyarakat Aceh, yakni memberantas kemiskinan dan kebodohan serta giat dalam bekerja. Dua hal tersebut, katanya, perlu ada bukti yang konkret sesuai dengan harapan yang diinginkan masyarakat Aceh.

Prof Syamsul Rijal mengulas sosok Nabi Muhammad SAW sebagai panutan, termasuk dalam hal berpolitik. Dia berpesan dalam dunia politik perlu merujuk pada strategi politik Nabi Muhammad SAW merancang sebuah tatanan untuk mengatur kehidupan lebih baik.

Dia menyebutkan tiga elemen strategi politik  Rasulullah SAW. Pertama, kebijakan Rasulullah SAW, mulanya membangun infrastruktur yaitu membangun masjid. Selain peran masjid untuk memperteguh tauhid, keberadaan masjid juga dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat untuk mewujudkan tatanan sosial yang lebih baik.

Guru Besar Filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry ini mengajak pengurus partai untuk berinovasi dalam memungsikan masjid sebagai sarana pembinaan masyarakat. Misalnya, dengan menggerakkan kegiatan Subuh berjamaah, hal ini juga sebagai memperkuat silaturrahmi antar sesama.

“Masjid sebagai tempat pembinaan masyarakat bukan untuk kepentingan politik sesaat, ” tuturnya.

Elemen kedua , lanjut Prof Syamsul Rijal, Nabi Muhammad SAW bisa mempersatukan antara kaum muhajirin dan kaum ansar. Dalam memepersatukan dua kaum ini kata, Prof Syamsul Rijal, yang juga melibatkan para tokoh.

Oleh karena itu, Prof Syamsul Rijal berpesan agar para tokoh dari partai dapat bersinergi dan bersatu dalam membangun bangsa.

Ketiga, dengan adanya perjanjian damai, Rasululullah SAW juga mempertimbangkan pluralitas yang terjadi saat itu, di mana kaum Yahudi dan kaum Muslim hidup dalam satu wilayah. Perjanjian damai itu berisi dengan adanya saling tolong menolong, saling nasehat menasehati dan menghindari perselisihan.

“Normatif kita oke, tapi transformasi dari normatif itu belum kita jalankan,” jelasnya,

Dia juga menyampaikan peran tokoh politik dalam amar ma’ruf nahi mungkar sangat penting. Terutama membentuk generasi dengan tradisi keacehan agar tradisi ini tidak sirna, terutama Aceh yang identik dengan syariat Islam.

“ Saatnya bagaimana kita dapat menggali instrumen strategi Rasulullah SAW dalam berpolitik, untuk menuju peradaban yang berkemajuan. Maka tidak sekedar normatif saja, tapi juga transformasi. Mari lakukan berbagai inovasi dan aksi nyata,” ajaknya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER