Banda Aceh (Waspada Aceh) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh menggelar diskusi terfokus atau FGD terkait Strategi Publisitas BPS Aceh dengan melibatkan peserta dari lintas instansi atau SKPA (Satuan Kerja Perangkat Aceh).
Kegiatan FGD ini berlangsung di Aula Lantai 3 Kantor BPS Provinsi Aceh pada Senin (3/10/2022). Hadir sebagai narasumber lima pimpinan media di Aceh, di antaranya dari Waspada Aceh, Serambi Indonesia, TVRI, Kompas TV dan RRI.
Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution, dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sedang melakukan perubahan strategi publisitas data statistik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dia berharap, masyarakat dapat memahami dengan mudah data-data yang disampaikan oleh BPS.
“Data itu sangat mendasar dalam perencanaan pembangunan. Kami berharap masukan dari media, langkah yang dapat ditindaklanjuti bersama agar informasi data itu bisa ditangkap dan dimaknai oleh masyarakat,” tutur Ahmadriswan.
Ahmadriswan mengatakan, data-data yang disampaikan BPS bertujuan untuk mendorong Aceh menjadi lebih baik. “Kami tentu bertekad agar keberadaan BPS dapat berkontribusi dalam pembangunan Aceh yang lebih baik,” ujarnya.
Redaktur Pelaksana Waspada Aceh, Maskur Abdullah, pada FGD tersebut memaparkan materi, Mengemas Isu Berbasis data BPS. Staf pengajar Lembaga Pers Dr.Soetomo (LPDS) Jakarta ini menyebutkan, ada kendala yang dihadapi jurnalis selama ini dalam mengolah data BPS menjadi sebuah laporan berita.
Tdak semua jurnalis memiliki backround pendidikan ekonomi atau tidak semua mampu dengan mudah membaca data BPS. Begitu juga dengan masyarakat awam. Untuk itu humas BPS dalam menyampaikan data yang dianggap penting, perlu dilengkapi narasi yang mudah dipahami oleh masyarakat.
“Data BPS yang disampaikan selama ini cenderung berupa ‘bahan mentah’. Hanya berupa angka-angka, dan hanya sedikit sekali narasinya. BPS sebaiknya melengkapi data dengan narasi yang mudah dipahami oleh publik. Humas perlu mengemas data menjadi isu yang positif dan memotivasi publik,” tuturnya.
Untuk itu, kata penguji UKW (Uji Kompetensi Wartawan) ini, apa yang harus dilakukan staf kehumasan di BPS Aceh adalah meningkatkan keahlian dalam menulis siaran pers, keahlian mengemas isu-isu menarik yang menguntungkan lembaga dan masyarakat. Selain itu, keahlian dalam membuat konten bagi media sosial dan meningkatkan hubungan dengan media massa.
Kata Maskur Abdullah, untuk meningkatkan kemampuan staf humas BPS dalam menulis narasi dan mengemas isu berbasis data BPS, bisa dengan mengadakan pelatihan menulis dan membuat konten. Bagi jurnalis, perlu juga ada pelatihan teknik membaca data BPS dan menerjemahkannya ke dalam tulisan (berita), baik cetak maupun online.
Sedangkan Manager Serambi Indonesia, Yocerizal, memaparkan selama ini sesuai survei bahwa pengguna media sosial sangat mendominasi, khusunya di Aceh. Narasumber lain, T.Haris Fadillah dari RRI, menyampaikan pentingnya publikasi dengan memanfaatkan berbagai platform baik berupa tulisan, video dan foto.
Jurnalis Kompas TV, Raja Umar, juga menyampaikan bahwa publikasi tidak hanya berbasis data berupa angka tetapi perlunya data secara visual. Dia menyarankan pentingnya tim khusus mengelola media sosial untuk publikasi sesuai dengan segmentasinya.