Tapaktuan (Waspada Aceh) – Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Aceh Selatan, meminta pemerintah Provinsi Aceh dan pemerintah kabupaten serius menangani persoalan banjir musiman yang melanda wilayah Trumon, Kabupaten Aceh Selatan.
“Trumon kawasan paling sering dilanda banjir, hampir saban tahun. Maka kita minta pemerintah Provinsi Aceh serius dan bersinergi dengan daerah, mengatasi persoalan banjir yang sudah sejak lama belum juga terselesaikan,” kata Ketua PGK Aceh Selatan, Mukhlisin, kepada Waspadaaceh.com, Sabtu (9/5/2020) di Tapaktuan.
Dia menjelaskan, banjir Trumon menjadi momok yang menakutkan sekaligus sumber penderitaan yang berkepanjangan sudah saban tahun dirasakan oleh masyarakat setempat.
“Setiap kali musim penghujan datang masyarakat harus mengungsikan diri akibat banjir bandang,” katanya.
Sebagaimana diketahui, bencana ini menjadi langganan tahunan kiriman dari Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, yang bermura ke wilayah Kabupaten Aceh Selatan, yaitu Kecamtaan Trumon Tengah dan Trumon Timur.
“Sejauh ini kami menilai, baik pemerintah provinsi maupun pusat tidak benar-benar serius melaksanakan tanggungjawabnya atas musibah banjir yang terjadi di daerah itu,” tegas Mukhlisin yang juga warga Trumon Tengah.
Mestinya pemerintah berupaya cepat melakukan kajian yang sifatnya komprehensif terkait rencana penanggulan banjir, seperti pembangunan kanal atau tempat penampungan air/waduk dan lain sebagainya.
Mukhlisin menyebutkan, beberapa waktu yang lalu muncul usulan pembangunan shelter di dua desa di Trumon Tengah, ketika Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyambangi daerah tersebut pada tahun 2019.
“Hal itu sebagai solusi tempat pengungsian sementara bagi masyarakat yang terdampak banjir,” jelasnya.
Namun, sambungnya, sampai saat ini janji dari Badan Pebangulan Bencana Aceh (BPBA) untuk membangun shelter, tempat penampungan pengungsi dua unit, satu di Cot Bayu dan satu di Lhok Raya, juga belum direalisasikan.
“Kita beharap, pemerintah kali ini benar-benar serius. Pekalah sedikit terhadap kesusahan yang dirasakan oleh masyarakat. Apalagi selama ini masyarakat mengungsi di Mako Brimob, dengan fasilitas terbatas,” ujarnya. (Faisal)