Banda Aceh (Waspada Aceh) – Wali Nanggroe Aceh mengingatkan bahwa Aceh telah sepakat untuk merawat dan menjaga perdamaian. Oleh sebab itu tidak boleh ada pihak yang sengaja ataupun tidak, mencoba mengusik perdamaian Aceh.
“Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan kita membenci sesama Muslim hanya karena perbedaan suku, perbedaan bahasa, perbedaan pakaian yang dikenakan. Sebaliknya beliau mengajarkan bahwa sesama Muslim itu bersaudara,” kata Wali Nanggroe, Malik Mahkud Al Haytar, pada peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, di kantor WN Aceh, di Banda Aceh, Kamis (5/12/2019).
Maka, kata Wali Nanggroe, selama perdamaian itu masih berada pada jalurnya, tidak boleh ada satu kekuatan pun, baik yang terkoordinir maupun tidak, berniat mengganggu proses perdamaian yang telah dijalani selama 14 tahun ini.
Wali Nanggroe juga menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat untuk mendamaikan sesama Muslim. Semangat tersebut telah memberi inspirasi kepada perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah RI, pada 15 Agustus 2005, setelah konflik bersenjata 30 tahun lamanya.
Dari perjanjian tersebut juga telah melahirkan UU RI Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh yang menjadi semangat baru dalam menata masa depan. “Baik buruknya keadaan masyarakat Aceh ke depan, bersatunya atau ambruknya persaudaraan Aceh ke depan sangat ditentukan oleh pelaksanaan UUPA ini,” sebut Wali Nanggroe.
Pemerintahan Aceh yang berisikan putera-puteri terbaik, menurut Wali Nanggroe, perlu mempelajari sejarah dengan sebenarnya. Sebab untuk mewujudkan peradaban Aceh yang mulia dan bersyariat, orang Aceh harus memiliki visi yang sama.
“Dengan semangat keteladanan Rasulullah SAW, marilah kita mewujudkan peningkatan kesejahteraan rakyat Aceh dengan memajukan pendidikan, ekonomi dan perdagangan. Masa depan Aceh yang lebih baik harus kita siapkan dari sekarang. Hal ini harus dicapai dengan kerjasama kita dalam bingkai syariat Islam.”
“Hari ini kita patut bersyukur Aceh masih memiliki para ulama. Ulama yang senantiasa memikirkan keselamatan ummat. Kita patut berterimakasih kepada para ulama kita yang senantiasa menjaga ukhuwah Islamiyah di atara kita. Dari ulama kita belajar untuk tidak meributkan persoalan khilafiyah yang hanya menghabiskan energi dan waktu, tanpa menyentuh langsung kemaslahatan umat,” tambah Wali Nanggroe.
Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini, Wali Nanggroe menyerahkan santunan kepada 200 anak yatim yang berasal dari gampong seputaran kompleks Meuligoe Wali Nanggroe.
Acara juga diisi dengan tausiah yang disampaikan oleh Tgk. H. Nuruzzahri Yahya atau Waled Nu dan doa bersama oleh Abi Mawardi Hasyim. (B01)