Kutacane (Waspada Aceh) – Sejumlah keluarga narapidana yang anggota keluarganya menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kutacane, Aceh Tenggara, keberatan atas pemindahan tahanan ke Cabang Rumah Tahan Blangkejeren Gayo Lues pada Jumat (20/9/2019), tanpa memberitahukan kepada keluarganya.
Mereka datang ke Lapas untuk mempertanyakan alasan pemindahan anggota keluarganya secara tertutup tanpa pemberitahuan sama sekali kepada pihak keluarga narapidana yang ditahan tersebut.
Wiwik Artika, warga Desa Prapat Hilir Kecamatan Babussalam, merasa keberatan atas perpindahan tahanan yang dilakukan oleh pihak Lapas Kutacane terhadap ibu kandungnya, yaitu Masnah alias Utih Binti Akub Pinim.
“Saya selaku anak kandung Masnah binti Akub Pinem merasa kecewa atas tindakan yang dilakukan oleh pihak Lapas. Pemindahan ibu saya tanpa pemberitahuan sama sekali kepada keluarga. Dan para pegawai Lapas yang saya tanyai tidak ada satupun yang memberikan keterangan dengan jelas kepada saya,” ujar Wiwik kepada Waspadaaceh.com, Jumat (21/9/2019) di kantor PWI Agara.
Dia mengaku hingga sekarang belum mendapat surat pemberitahuan resmi terkait pemindahan orang tuanya ke Cabang Rumah Tahan Blangkejeren, Gayo Lues.
Modong, Kepala Lapas Kelas II B Kutacane mengatakan kepada wartawan, Sabtu (29/9/2019) di ruang kerjanya, bahwa pemindahan empat narapidana bukan tanpa dasar. “Kita memindahkan mereka, yang pertama karena melakukan keributan di Lapas ini. Nah, yang laki-laki kita pindahkan karena over kapasitas. Lapas kita hanya mampu menampung 90 orang tahanan, namun kini kita menampung sebanyak 344 orang tahanan,” katanya.
“Yang tiga orang perempuan kita pindahkan karena sudah melakukan keributan, yaitu mereka bertengkar sesama narapidana di satu kamar yang sama,” ujar Madong.
Namun Madong tidak menjelaskan mengapa pihaknya tidak menyampaikan surat pemberitahuan kepada keluarga narapidana yang dipindahkan. (Aditya)
