Tapaktuan (Waspada Aceh) – Sejak Agustus 2019, sedikitnya enam warga di beberpa kecamatan, Kabupaten Aceh Selatan, terserang virus difteri. Rata-rata yang terkena berumur 4 hingga 10 tahun.
Demikian disampaikan Sekertaris Dinas Kesehatan (Diskes) Aceh Selatan, Novi Rosmita, didampingi Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Selatan, Sri Milda, SKM, kepada Waspadaaceh.com, Jum’at (25/10/2019) di Tapaktuan.
Difteri adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Novi Rosmita menyebutkan, enam warga positif terkenan virus difteri sudah masuk dalam katagori Kejadian Luar Biasa (KLB). Kasus tersebut sudah dimulai sejak Agustus 2019 kemarin.
Adapun enam orang telah terserang difteri masing-masing di Desa Paya Ateuk, Kecamatan Pasie Raja 2 orang, Desa Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur 1 orang, Desa Buket Gadeng, Kecamatan Kota Bahagia 1 orang, di Kecamatan Kluet Selatan 1 orang dan Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tapaktuan 1 orang.
“Aceh Selatan sudah 6 orang yang telah terjangkit difteri. 5 orang berumur 4-10 tahun dan 1 orang dewasa 1 berumur 45 tahun,” ujarnya.
Menurut Novi, kasus terjangkit penyakit tersebut dampak capaian imunisasi Difteri Pertusis Tetanus (DPT) untuk anak-anak usia 3-9 bulan dan imunisasi Difteri Tetanus (DT) untuk anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) di Aceh Selatan tahun 2018 lalu tergolong sangat rendah. Sehingga tahun 2019 banyak tekena difteri.
“Enam kasus tadi sudah ditangani oleh RSUD Yulidin Awai Tapaktuan. Kedepannya kita harap masyarakat meimunisasi dasar lengkap dan pada saat anak usia sekolah. November nanti bulan imunisasi siswa di sekolah dapat diimunisasi secara sukarela untuk mencegah virus difteri,” harapnya (Faisal)
