Sabtu, Mei 4, 2024
Google search engine
Beranda4 Warga Aceh Tenggara Korban Kerusuhan Wamena Berada di Malang

4 Warga Aceh Tenggara Korban Kerusuhan Wamena Berada di Malang

Malang, Jawa Timur — Empat warga Lawe Sigala Timur, Lawe Sigala Gala, Aceh Tenggara, terdampak kerusuhan Wamena, Papua. Mereka yakni Friska Sitohang, 30, Natael Gultom, 3,5, Nasya, 8 bulan, dan Trisesi Sitohang, 26, sekarang berada di Malang, Jawa Timur.

Kini mereka dalam pendampingan tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Malang, kata Kepala Cabang ACT Malang, Diki Taufik Sidik, Kamis (3/10/2019).

Dia mengatakan, warga Aceh Tenggara itu tiba dari Wamena di Malang hari Rabu malam (2/10/2019), menumpang pesawat milik TNI, Hercules. “Mereka dalam kondisi sehat, tetapi masih kebingungan,” ujar Diki saat dihubungi Humas ACT Aceh, Zulfurqan, Rabu malam (2/10/2019).

Dia menuturkan bahwa sebenarnya pesawat yang mereka tumpangi bertujuan menjemput warga Jawa Timur. Tapi akibat panik dan trauma, mereka naik pesawat apa saja yang ada demi bisa segera keluar dari Wamena.

Pemerintah di Malang selanjutnya meminta ACT Malang mendampingi mereka agar bisa pulang ke kampung halaman. Mereka pun ditempatkan di MES Dinas Sosial Malang sebelum dipulangkan ke Aceh.

Friska saat dihubungi Zulfurqan menuturkan, mereka sudah menetap di Wamena sejak 2013. Sementara itu, suaminya, Apner Gultom, 33, seorang PNS di Diaspora Wamena, masih berada di sana.

“Kami berempat nyelip ke pesawat yang ada. Pokoknya waktu itu yang penting kami bisa keluar Papua,” ujar Friska.

“Suami saya PNS di sana, dia masih ada di sana. Kami pulang karena benar-benar gak ada lagi yang bisa saya harapkan di sana. Kos- kosan kami dibakar, motor kami hangus sudah. Kami hanya membawa berkas-berkas penting dan baju seadanya,” tuturnya.

Dia menceritakan, saat terjadinya kerusuhan, mereka bersembunyi di dalam rumah. Sedangkan massa sudah mengelilingi area tempat tinggal mereka. Akhirnya mereka bisa keluar rumah karena dijemput polisi yang sedang berpatroli.

“Kami bersembunyi di dalam rumah, takut keluar, nantinya kami dibunuh, dibacok,” ucapnya.

Sampai saat ini dia masih bisa berkomunikasi dengan suaminya. Dia dan suaminya berpisah di Bandara Wamena. Ketika itu ibu-ibu dan anak-anak diprioritaskan lebih dulu dipulangkan.

Kepala Cabang ACT Aceh, Husaini Ismail menuturkan bahwa ACT Aceh sudah berkomunikasi dengan Pemerintah Aceh untuk memulangkan warga Aceh Tenggara itu.

“Tadi malam saya dapat kabar kalau Plt Gubernur Aceh, Pak Nova Iriansyah sudah meminta Dinas Sosial Aceh menjemput mereka,” ucapnya.

Dia menambahkan, penyelesaian konflik di Wamena saat ini merupakan tanggung jawab bersama. Karenanya segala pihak perlu bersinergi kuat menyelesaikan konflik di sana. Apalagi sekitar 10.000 orang sudah mengungsi.

“Tentunya, kondisi pengungsi harus kita perhatikan bersama agar kondisi kesehatan mereka terjaga, kebutuhan konsumsi tercukupi, serta bagaimana memikirkan keadaan mereka yang dibakar tempat tinggalnya di Wamena,” lanjutnya. (Ris)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER