Jumat, Mei 3, 2024
Google search engine
BerandaWartawan LKBN Antara Aceh Barat Korban Pengeroyokan

Wartawan LKBN Antara Aceh Barat Korban Pengeroyokan

Banda Aceh — Seorang wartawan di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, menjadi korban pengeroyokan sekelompok laki-laki, menyebabkan korban mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit di Meulaboh, Senin (20/1/2020).

Aksi kekerasan ini menambah daftar panjang aksi teror yang dialami sejumlah wartawan yang bertugas di Aceh. Beberapa minggu sebelumnya, di Aceh Barat ini, juga terjadi kekerasan dan ancaman tembak terhadap seorang jurnalis. Sementara pada tahun 2019, terjadi pembakaran rumah seorang wartawan Serambi Indonesia di Kutacane, Aceh Tenggara. Selang sehari kemudian, terjadi percobaan pembakaran kantor PWI Aceh Tenggara.

Terakhir, aksi kekerasan dialami Teuku Dedi Iskandar, seorang wartawan Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara yang bertugas di Aceh Barat. Dedi mengalami kekerasan di salah satu warung kopi di Kota Meulaboh, sekitar pukul 12.00 WIB, Senin hari ini (20/1/2020).

“Saat ini, Dedi sedang berada di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Cut Nyak Dhien Meulaboh untuk mendapatkan perawatan medis,” kata Sa’dul Bahri, wartawan di Meulaboh melalui sambungan telepon seluler.

“Belum tahu kronologis peristiwanya bagaimana, karena belum bisa kita konfirmasi kepada yang bersangkutan,” tambah dia, sebagaimana dikutip dari LKBN Antara.

Kepala Perum LKBN Antara Biro Aceh, Azhari, mengatakan, pihaknya mengakui bahwa Teuku Dedi Iskandar merupakan wartawan perwakilan Aceh Barat dan sekitarnya.

“Pengeroyokan terhadap Dedi itu, merupakan sebuah pelanggaran dan suatu tindakan kriminal yang tidak ‘gentle man’. Saya melihat ini, harus diusut tuntas oleh polisi agar hukum kita tegak di Indonesia khususnya Aceh Barat,” jelasnya.

Pihaknya memiliki keyakinan bahwa peristiwa pengeroyokan yang dialami oleh Teuku Dedi Iskandar tersebut bakal diusut pihak yang berwajib di Meulaboh.

Dihadapan para wartawan Dedi mengatakan, dia menduga kasus tersebut terkait kasus yang menimpa Aidil Firmansyah wartawan tabloid mingguan terbitan Banda Aceh.

“Mereka sepertinya marah dan saya pernah mau diculik,” kata Dedi. Dedi Iskandar adalah wartawan yang cukup keras memberikan komentar terkait dengan teror dan ancaman yang terjadi terhadap Aidil Firmansyah, akhir tahun 2019 lalu.

Dia menjelaskan kronologis penganiayaan terhadapnya. Dia mengaku mendapat pukulan dari sekelompok orang itu seusai tidak mau menandatangani kuitansi yang disodorkan para pelaku terkait hutang piutang. Namun dia menyakini hal tersebut hanyalah pengalihan isu dari kasus yang menimpa Aidil Firmansyah.

“Tapi saya tak yakin soal itu (hutang piutang), ini hanya pengalihan isu. Apalagi hari ini ada gelar perkara terkait surat dari dewan pers terhadap kasus pengancaman wartawan. Jadi kasus pengeroyokan ini berkaitan dengan kasus pengancaman itu,” lanjut Dedi. (Riki)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER