Calang (Waspada Aceh) – Warga Desa Alu Piet Kecamatan Panga, Aceh Jaya, yang tergabung dalam Kelompok Inong Aceh, binaan Dinas Perikanan dan Disperindagkop Kabupaten Aceh Jaya, mengembangkan kerupuk yang berbahan dasar dari kerang.
Kerupuk kerang ini mulai dikembangkan sejak tahun 2017. Berawal dari banyaknya kerang di Aceh Jaya, yang selama ini hanya termanfaatkan hanya untuk masakan sate kerang dan tumis kerang, mereka kemudian berkreasi untuk membuat jenis produk lain dari bahan kerang.
“Kita memiliki inisiatif untuk mencoba mengolah kerang sebagai snack khas dari Aceh Jaya,” tutur Safrina, 28, satu diantara pengrajin kerupuk kerang kepada waspadaaceh.com, Sabtu (3/8/2019).
Menurutnya, proses pembuatan kerupuk kerang hampir sama dengan kerupuk biasa. Kerang setelah dikupas dan dibersihkan lalu diblender bersama bawang putih. Selanjutnya dicampur dengan tepung tapioka sampai menjadi adonan, ditambahkan bumbu lalu dikukus sekitar 2 sampai 3 jam.
Kemudian, lanjutnya, didinginkan dan dibekukan dalam kulkas sekitar 2 jam, lalu dipotong tipis dan dijemur di bawah sinar matahari.
Safrina mengaku kendala pembuatannya adalah bahan dasarnya yang mahal juga bergantung kepada keadaan cuaca. Jika cuacanya cerah prosesnya pengeringannya cepat, namun jika mendung akan terhambat menjadi lebih lama.
“Untuk 1 kilogram tepung ditambah 3 bambu kerang menghasilkan 1,2 kg kerupuk dengan harga jual perkilogram Rp70.000, atau dalam satu kemasan seharga Rp20.000. Rata-rata perminggu bisa menghasilkan 15 sampai 20 Kg, karena tergantung cuaca,” jelasnya.
“Pemasaran sekarang hanya sekitar Kabupaten Aceh Jaya karena belum banyak yang tau kerupuk kerang ini. Sekarang memasarkannya melalui media sosial pribadi atau menjual secara online,” imbuh Safrina. (zammil)
