Banda Aceh (Waspada Aceh) – Wali Kota Banda Aceh, H.Aminullah Usman mengatakan, semangat bela negara jangan diartikan sebagai gerakan wajib militer atau militerisasi.
Kenapa? Karena, ini merupakan bukti nyata dalam membangun sikap anak negeri untuk menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara. “Untuk itu, bela negara dapat diwujudkan melalui penguatan karakter diri dalam berkepribadian, berbudaya serta menjunjung tinggi rasa cinta kepada tanah air,” kata Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman.
Ketika membuka pelatihan kader bela negara yang diikuti oleh 100 orang pemuda gampong di Banda Aceh, berlangsung di Rindam IM Mata Ie, Aceh Besar, Selasa (13/10/2020), Wali Kota Aminullah Usman mengatakan, apa pun profesi yang digeluti, bela negara adalah kewajiban yang harus dijunjung demi tegaknya marwah dan kelangsungan hidup bangsa.
Makna bela negara sangat luas, kata wali kota. Para guru, para tenaga kesehatan, dan profesi lain yang menjalankan perannya di daerah terpencil, juga bisa dikatakan sedang melakukan bela negara, lanjutnya.
“Jadi, setiap orang yang berjuang mengharumkan nama bangsa, bisa pula dikategorikan sebagai bela negara. Termasuk mereka yang aktif menjaga kelestarian budaya, peduli pada lingkungan, aktif mencegah penyalahgunaan narkoba, gerakan melawan kejahatan. Juga para pejabat negara yang menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggungjawab, semua itu adalah bagian dari bela negara,” pungkas Aminullah.
Oleh karenanya, wali kota mengajak seluruh peserta pembinaan Bela Negara Tahun 2020 ini untuk memahami dan tidak mengartikan bela negara secara sempit. Sosialisasikanlah pemahaman ini secara lebih masif agar semangat bela negara menjadi spirit bagi setiap rakyat Indonesia, ujarnya.
Apalagi, lanjut Aminullah, kini di tengah pandemi COVID-19, dengan menerapkan protokol kesehatan serta menjadi tauladan bagi setiap masyarakat juga merupakan upaya bela negara. Dia mengajak para peserta untuk terlibat aktif dalam menjalankan protokol kesehatan di daerahnya masing-masing, dengan begitu semangat bela negara dapat dirasakan di dalam kehidupan sehari-hari, kata Aminullah.
Wali kota berharap, pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan itu dapat menjadi pedoman untuk memperkuat semangat peserta agar lebih cinta kepada bangsa dan negara, sehingga dengan segenap jiwa raga siap menjalankan misi bela negara.
“Saya yakini dengan pembinaan bela negara selama lima hari ke depan, ini dapat menjadi modal pengetahuan untuk mendidik para peserta dan lingkungan sekitarnya,” tuturnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Banda Aceh T.Samsuar, mengatakan pelatihan kader bela negara, itu diikuti oleh 100 pemuda dari sembilan kecamatan di kota Banda Aceh dan digelar dari 12 – 15 Oktober.
Kata T.Samsuar, pelatihan bela negara ini merupakan amanah konstitusi negara, bahwa setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
“Jadi, kita harapkan dari hasil pelatihan kader bela negara, para pemuda mampu mengaktualisasikan diri sebagai insan yang berakhlak mulia dan cinta tanah air. Selain itu juga dapat menjadi motivator di lingkungan masyarakat dan sekaligus mampu membantu tenaga linmas di masing-masing gampong (desa),” ungkapnya.
Pemateri dalam kegiatan ini terdiri unsur Pemko Banda Aceh, Rindam IM/TNI, akademisi, Forum Orkemas, unsur Polri dan BNN kota Banda Aceh. Untuk memenuhi protokol kesehatan COVID-19, para peserta dibagi dalam dua kelas yakni kelas A dan B, demikian T.Samsuar. (T.Mansursyah)