Sabtu, April 27, 2024
Google search engine
BerandaViral Fenomena Aphelion, Disebut Picu Cuaca Dingin, Begini Penjelasan BMKG

Viral Fenomena Aphelion, Disebut Picu Cuaca Dingin, Begini Penjelasan BMKG

Medan (Waspada Aceh) – Dalam beberapa jam terakhir, grup WA (WhatsApp) dan media sosial lain membicarakan fenomena Aphelion, yang disebut bakal menimbulkan cuaca dingin di Indonesia.

Pembicaraan fenomena ini menjadi viral setelah adanya postingan tentang fenomena Aphelion, yang disebut-sebut juga bakal berdampak kepada kesehatan, antara lain munculnya flu, batuk dan sesak nafas.

“Mulai hari ini Senin tgl 3 Januari 2022, diperkirakan mulai jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION,
di mana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari.
Kita tidak dapat melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya,” tulis postingan dari salah satu akun WA yang diterima Waspadaaceh.com, Selasa (4/1/2022).

Disebutkan bahwa hal itu akan berlangsung sampai bulan Agustus. “Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak meriang flu, batuk sesak nafas dll.”

Melalui tulisan itu mengajak masyarakat untuk meningkatkan imun dengan banyak meminum vitamin atau suplemen agar tetap kuat.

Selain itu disebutkan juga bahwa jarak bumi ke matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 Km. Fenomena Aphelion menjadi 152.000.000 Km, 66 % lebih jauh.

“Jadi hawa lebih dingin, dampaknya ke badan kurang enak karena tdk terbiasa dengan suhu ini. Untuk itu jaga kondisi kesehatan kita agar tetap sehat dengan keadaan cuaca yang sedemikian rupa. Salam sehat & terus semangat,” tulis pemilik akun.

BMKG Membantah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan penjelasan tersebut tidak benar.

Menurut BMKG, Aphelion ini merupakan fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Informasi yang beredar disebut menyesatkan.

“Fenomena cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia tidak terkait dengan Aphelion. Alasannya, Aphelion tidak berpengaruh signifikan terhadap suhu di bumi. Hal itu termasuk pada periode bumi letaknya lebih dekat dengan matahari (Perihelion),” kata Plt Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko, Senin (3/1/2022).

Sebagaimana dikutip dari Antara, Urip menjelaskan periode fenomena astronomis Aphelion puncaknya terjadi pada Juli, sedangkan Perihelion pada Januari.

Saat Aphelion, posisi Matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari Bumi. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan.

“Dengan begitu, cuaca dingin dalam beberapa hari terakhir bukan karena Aphelion, tetapi karena faktor-faktor lain di luar sebab Bumi berada di jarak terjauh dari Matahari,” lanjut Urip.

Pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim hujan dengan masa puncak terjadi pada Februari 2022.

Penjelasan tersebut membantah pesan “broadcast” di media sosial bahwa cuaca dingin di Indonesia belakangan ini terjadi karena jarak Bumi dan Matahari dalam titik terjauh saat periode revolusi atau Aphelion. (sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER