Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaUSK Ekspor Minyak Nilam Ke Prancis Senilai Rp2,5 Miliar

USK Ekspor Minyak Nilam Ke Prancis Senilai Rp2,5 Miliar

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh mengekspor minyak nilam ke Prancis dengan nilai ekonomis sekitar Rp2,5 miliar. Ekspor tersebut akan rutin dilakukan setiap dua bulan sekali.

Ketua ARC USK Syaifullah Muhammad dalam keterangan tertulis yang diterima Waspadaaceh.com, Rabu(6/12/2022), mengatakan, pihaknya merasa sangat bersyukur karena upaya USK selama ini untuk membangkitkan kembali kejayaan nilam Aceh semakin menunjukkan titik terang.

Hal ini terlihat dengan keberhasilan USK melakukan ekspor komoditi unggulan Aceh ini. “Kegiatan ekspor ini merupakan bagian dari milestone ARC yang kita rencanakan sejak lama. Alhamdulillah, kerja keras dan niat baik kita yang akhirnya membuahkan hasil,” kata Syaifullah.

Lanjut Syaifullah, baru-baru ini pelepasan komoditas ekspor tersebut dilakukan oleh Rektor USK Prof Marwan di Kantor Atsiri Research Center (ARC) USK di Banda Aceh, Senin (5/12/2022).

Direktur PT. U Green Aromatics International, Faisal Al Farisi menjelaskan, kegiatan ekspor ini merupakan kolaborasi bisnis antara USK dengan perusahaan asal Prancis yaitu Nat Green.  Setelah kegiatan ekspor ini, maka selanjutnya USK akan rutin melakukan ekspor minyak nilam setiap dua bulan sekali.

“Data tersebut diaudit lembaga internasional. Jadi seperti itu, selain minyak nilam kita juga harus menyediakan data. Ini adalah bentuk perubahan zaman dan kita harus siap,” ucapnya.

Rektor USK Prof Marwan, mengaku bangga dengan pencapaian yang dibuat ARC. Sebelumnya, lanjut Marwan, ARC juga telah meluncurkan produk anti-aging hasil kerja sama dengan PT. Focustindo di Jawa Barat.

Menurut rektor, hilirisasi riset seperti ini sangat penting untuk meningkatkan nilai ekonomis suatu komoditas seperti nilam. Dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kerja USK selama ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani nilam.

“Kerja sama ini kita sebut pentahelix. Di mana pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, media dan masyarakat berkolaborasi untuk mendukung industri nilam di Aceh. Komitmen bersama inilah yang harus selalu kita kuatkan,” jelasnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER