Banda Aceh (Waspada Aceh) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendorong perekonomian dalam negeri melalui pengembangan UMKM Center di berbagai daerah di Indonesia. Untuk Provinsi Aceh terdapat 777 UMKM yang dibina oleh BSI, 143 UMKM di Jogjakarta dan 117 UMKM di Surabaya.
Direktur Retail BSI, Ngatari, mengatakan, UMKM Center merupakan wujud nyata dari sinergi antara perbankan, regulator, dan pelaku UMKM yang diinisiasi oleh BSI di berbagai daerah.
“Untuk tahap awal UMKM Center baru dikembangkan di tiga provinsi. Langkah ini merupakan upaya BSI untuk menaikan kelas bagi UMKM. Melalui UMKM Center para pelaku akan bersinergi satu sama lain dan tercipta sebuah ekosistem halal,” katanya.
Saat ini, tambah Ngatari, jumlah UMKM yang dibina oleh BSI di tiga provinsi tersebut sekitar 1.037 UMKM. “Untuk Provinsi Aceh terdapat 777 UMKM yang dibina oleh BSI, 143 UMKM di Jogjakarta dan 117 UMKM di Surabaya.”
Sementara UMKM yang sudah memperoleh pembiayaan dari BSI sekitar 777 pelaku UMKM di Aceh, 20 UMKM di Jogjakarta dan 34 UMKM di Surabaya.
Di UMKM Centre, BSI juga melakukan pelatihan bagi para pelaku pemula, selain membina UMKM eksisting untuk menaikan kelasnya.
Di Aceh misalnya, tambah Ngatari, BSI sudah melakukan 14 kali pelatihan dengan jumlah peserta 1.787 orang, di Jogjakarta 3 kali pelatihan dengan jumlah peserta 123 orang, dan di Surabaya 1 kali pelatihan dengan peserta 55 orang.
“Di Surabaya ini baru sekali karena belum lama diresmikan,” ujarnya.
Pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR 16 Agustus lalu menekankan bahwa UMKM harus terus didukung agar segera naik kelas.
“Pemerintah tetap mendorong kebijakan pembiayaan inovatif termasuk penguatan peran BUMN, dan meningkatkan akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, UMKM, dan ultra mikro.” kata Presiden.
Jumlah UMKM di Indonesia per Maret 2021 mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61% atau senilai Rp8.574 triliun menurut data dari Kementerian Koperasi & UKM RI.
UMKM mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60% dari total investasi di Indonesia. (sulaiman achmad)