Banda Aceh (Waspada Aceh) – Impor beras ke Aceh pada tahun 2024 mencapai 80.402 ton, dengan tiga negara utama pemasok yaitu Pakistan, Thailand, dan Myanmar.
Menurut Ihsan, Pemimpin Perum Bulog Kanwil Aceh, kebijakan impor ini bukan berasal dari Aceh, melainkan keputusan pemerintah pusat yang disalurkan melalui Perum Bulog sebagai operator.
Aceh dipilih sebagai salah satu pintu masuk beras impor, mengingat kemampuan pelabuhan lokal dalam menangani pengiriman.
Ihsan menegaskan bahwa beras impor ini bertujuan sebagai cadangan beras pemerintah atau bufferstock, yang disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah.
“Kebijakan impor ini sudah disesuaikan agar tidak mengganggu musim panen raya, yang telah dijalankan sejak tahun lalu,” ujarnya, Senin (17/2/2025).
Sementara itu, untuk menghindari dampak negatif terhadap petani lokal, Bulog berfokus pada penyerapan hasil pertanian dalam negeri. Impor beras hanya dilakukan di luar musim panen raya untuk menjaga keseimbangan produksi dan harga beras lokal. “Kami tetap menyerap hasil petani sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,” tambahnya.
Saat ini, stok beras di gudang Bulog Aceh dipastikan cukup untuk empat bulan ke depan, termasuk untuk memenuhi kebutuhan hingga Hari Raya Idul Fitri. Selain negara-negara utama pemasok, seperti Pakistan, Thailand, dan Myanmar, Bulog juga mengimpor beras dari Vietnam.
Kebijakan impor beras ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan daerah sekaligus mendukung pencapaian swasembada pangan dalam jangka panjang. (*)
