Banda Aceh (Waspada Aceh) – Prestasi dalam dunia olahraga bukan hanya terletak pada atlet yang berdiri di podium juara. Terkadang, mereka yang bekerja di balik layar, para pelatih dan pembina olahraga, memiliki peran yang tak kalah penting.
T Rayuan Sukma, pria berusia 73 ini telah memperoleh penghargaan sebagai Pembina Olahraga Angkat Besi terbaik di Aceh selama delapan tahun berturut-turut. Penghargaan ini diberikan oleh Pemerintah Aceh sebagai pengakuan atas dedikasinya yang tak kenal lelah dalam mendukung perkembangan olahraga angkat besi di Tanah Serambi Mekah ini.
Dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-40, T Rayuan Sukma kembali meraih penghargaan sebagai sosok Pembina olahraga terbaik tahun 2023, pernghargaan itu diterima pada Sabtu, (9/9/2023) di Studion Harapan Bangsa Lhong Raya, Banda Aceh.
Sejak kecil, T Rayuan telah memiliki minat yang mendalam dalam dunia olahraga, bahkan sempat bergelut dalam tinju dan memegang jabatan Ketua Persatuan Tinju Indonesia. Kemudian T Rayuan beralih ke angkat besi. Ini adalah periode ke-5 dari kiprahnya, yang menjabat sebagai Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga (Pengprov PABBSI) Aceh.
“Atlet angkat besi Aceh di bawah naungan KONI Aceh meraih prestasi tertinggi dalam cabang olahraga tersebut, di antara 69 cabang olahraga lainnya,” kata T Rayuan asal Montasik, Aceh Besar, Jumat (9/9/2023).
Selain menjadi Ketua Pengprov PABBSI Aceh, T Rayuan Sukma juga menjabat sebagai Wakil Ketua KONI Aceh. Peran gandanya dalam dunia olahraga Aceh telah membimbing banyak generasi muda menuju prestasi olahraga tertinggi. Mereka telah meraih medali emas dalam berbagai kompetisi, termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Olahraga Asia Tenggara (SEA Games).
Membina dan mengantarkan atlet-atlet angkat besi Aceh meraih medali emas di PON XX Papua, medali emas di SEA Games Vietnam, medali perak di SEA Games Kamboja, dan medali emas di Kejuaraan Dunia Uzbekistan.
Beberapa prestasi yang dicapai oleh atlet-atlet binaannya antara lain:
Nurul Akmal, lifter putri asal Aceh Utara, meraih medali emas di PON XX Papua tahun 2021 di kelas 87+ kg dengan total angkatan 230 kg. Ia juga mewakili Indonesia di kejuaraan dunia angkat besi di Uzbekistan tahun 2021 dan SEA Games Vietnam tahun 2021.
M Zul Ilmi, lifter putra asal Aceh Besar, meraih medali emas di PON XX Papua tahun 2021 di kelas 96 kg dengan total angkatan 350 kg. Ia juga mewakili Indonesia di kejuaraan dunia angkat besi di Uzbekistan tahun 2021 dan SEA Games Vietnam tahun 2021, ia berhasil mengumandangkan lagu Indonesia Raya dengan meraih medali emas.
Rahmat Dwikurniawan, yang juga mantan lifter putra asal Banda Aceh, meraih medali emas di Kejuaraan Nasional (Kejurnas).
T Rayuan juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup para atlet angkat besi Aceh.
Ia memberikan pesan kepada para atletnya. Dia menekankan bahwa menjadi atlet memerlukan totalitas, keseriusan, dan ketekunan. Sang juara tidak tercipta secara instan, tetapi melalui bertahun-tahun latihan.
“Menjadi sang juara juga tidak instan, dbutuhkan waktu 5 hingga 6 tahun berlatih secara serius dan disiplin untuk mencapai kesuksesan di dunia olahraga,” jelasnya.
Dengan keseriusan dan ketekunan yang dimiliki oleh para atletnya, dia yakin bahwa mereka dapat menjadi lapis kedua pemain angkat besi yang sukses di masa depan.
“Kami terus membina atlet angkat besi Aceh, dengan harapan kepada atlet saat ini meski adanya faktor usia ini menjadi kesempatan PON terakhir bagi mereka, mereka dapat menjadi lapis kedua, adanya pengkaderan dan muncul lagi seperti Nurul Akmal dan Zul Ilmi kedepannya,” harapnya.
Target KONI Aceh adalah mencapai posisi 10 besar pada PON ke depan dan mempertahankan prestasi dengan meraih 5 medali emas dalam cabang angkat besi.
“Semoga harapan ini terwujud pada PON 2024 mendatang,” harapnya. (*)
