Jumat, Juli 4, 2025
spot_img
BerandaSoal Sapi Kurus Viral di Medsos, ini Penjelasan Kadis Peternakan Aceh

Soal Sapi Kurus Viral di Medsos, ini Penjelasan Kadis Peternakan Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Jagad media sosial tiga hari ini disesaki berita kritikan tentang kondisi sapi yang kurus kurang makan di Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) Inseminasi Buatan dan Inkubator Kader Peternakan Saree, Kabupaten Aceh Besar.

Sementara untuk penggemukan sapi itu, pemerintah menggelontotkan dana puluhan miliar rupiah. Kontan saja netizen marah besar, yang direfleksikan dalam status atau tanggapan di media sosial, terutama di facebook dan instagram.

Koordinator GeRAK Aceh, Askalani, dan pejabat terkait terjun ke TKP untuk melihat langsung sapi-sapi yang kondisinya sangat kurus kering seperti tidak terurus. Netizen, lain memberi komentar, mulai ocehan ringan hingga hujatan pedas dan bahkan kata-katanya sudah terbilang “jorok”.

Ini lah ironi, dan pemandangan yang kontras, sebut Netizen, di tengah program Dinas Peternakan yang “gemuk” menghasilkan sapi-sapi yang kurus kering.

Lalu, bagaimana versi pejabat terkait?

Menurut Kepala Dinas Peternakan Aceh, drh.Rahmandi, sapi-sapi karantina yang diberitakan kurus dan kurang gizi, akan dilipatgandakan makanannya dan akan normal kembali.

“Persediaan pakan hijau masih mencukupi dan akan ditambah porsi makannya 2–3 kali lebih banyak dari porsi biasa agar lebih gemuk dan normal kembali,” katanya kepada wartawan saat meninjau kondisi sapi di area karantinanya, di UPTD Inseminasi Buatan dan Inkubator Kader Peternakan Saree, Jumat (4/6/2020).

Penanganan secara intensif dengan asupan pakan hijau dan pakan konsentrat, Insya Allah dalam waktu 2-3 bulan ke depan, sapi-sapi tersebut akan normal kembali, katanya.

“Kita akan memberikan asupan makanan dan gizi yang lebih tinggi porsinya agar sapi-sapi itu normal kembali,” lanjut Rahmandi.

Kondisi sapi yang tampak kurus di UPTD Inseminasi Buatan dan Inkubator Kader Peternakan Saree, Aceh Besar. (Foto/Ist)

Menurut Rahmandi, persediaan pakan hijau masih mencukupi untuk menambah posi makanan sapi tersebut. Pihaknya juga sedang melakukan perubahan anggaran untuk pengadaan konsentrat. Harga konsentrat saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan estimasi saat perencanaan dilakukan, maka perlu dilakukan koreksi dan penyesuaian dalam perubahan anggaran.

Rahmandi tidak menapik ada sejumlah sapi di area karantina Saree itu terlihat kurus. Dia juga mengapresiasi kritik masyarakat untuk perbaikan kinerja Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang dipimpinnya.

Kritikan itu, bagi Rahmandi, merupakan cemeti bagi diri dan aparaturnya di Dinas Peternakan Aceh, untuk meningkatkan kinerja dan rajin memonitor kondisi di lapangan, termasuk di area karantina sapi di Saree itu.

“Ada yang perlu kami klarifikasi supaya masyarakat menerima informasi yang utuh dan tidak terjadi bias. Luas UPTD Saree sekitar 19 hektare dan di dalamnnya terdapat 490 ekor sapi, yang menempati beberapa areal dan kandang. Masing-masing kandang ini beda peruntukannya,” kata Rahmandi.

Di sisi areal karantina ada kandang untuk sapi betina indukan. “Jika kita lihat secara fisik, sapi betina ini juga kurus. Jadi, tidak semua sapi kurus itu bermasalah. Sapi-sapi betina indukan justru bermasalah bila kegemukan,” kata Rahmandi.

Keterangan Kadis Pertenakan itu dibenarkan Nurlaila Wati. Staf pengajar Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP) Negeri Saree yang diperbantukan di UPTD Saree itu menjelaskan, sapi betina indukan yang sedang dalam proses kehamilan berat tubuhnya harus ideal dan dijaga.

“Sapi betina indukan yang sedang dalam proses kehamilan, baik secara alami maupun inseminasi buatan memang tidak boleh gemuk, agar proses pembuahan tidak terganggu,” ujar Nurlaila Wati.

Perhatian

Sementara itu, anggota Komisi II DPRA, Yahdi Hasan, yang juga berada di UPTD Peternakan Saree mengatakan, kondisi sapi di area karantina itu juga menjadi perhatian lembaganya. Yahdi mengaku ditugaskan Ketua DPRA untuk turun ke lapangan. Yahdi mengatakan upaya pemulihan sapi-sapi ini harus segera dilakukan.

Yahdi mendorong Pemerintah Aceh, khususnya Dinas Peternakan Aceh, mengambil langkah cepat. Hari Senin (8/6/2020), kami di Komisi II DPRA yang merupakan mitra kerja Dinas Peternakan, sudah mengagendakan pertemuan untuk membahas permasalahan ini,” katanya.

“Terkait perubahan anggaran dan lain-lain harus disegerakan,” pungkas Yahdi Hasan. (ria)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER