Banda Aceh (Waspada Aceh) – Puluhan kaligrafer dari berbagai daerah di Aceh menyalin ulang mushaf Al-Qur’an Baiturrahman yang pernah dirampas Belanda pada 1873.
Naskah bersejarah itu kini disalin di Aula Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Aceh dan akan dipamerkan di Masjid Raya Baiturrahman pada momen Aceh Ramadhan Festival 2025.
Koordinator bidang kaligrafi, Ana Iqbal, mengatakan dahulu mushaf tersebut dibawa ke Belanda setelah pasukan Belanda mengepung Masjid Raya Baiturrahman.
“Setelah Jenderal Kohler tewas, pasukan kembali menyerbu masjid, menewaskan imam, lalu membawa mushaf ini ke Batavia sebelum dikirim ke University of Leiden, Belanda, pada 27 April 1874,” kata Iqbal, Rabu (12/3/2025).
Menurutnya, mushaf ini memiliki ciri khas berbeda dengan Al-Qur’an pada umumnya. “Ada simbol tajwid lengkap dengan makharijul huruf dan keterangannya,” ujarnya.
Sebanyak 30 kaligrafer menyalin ulang mushaf tersebut, masing-masing menulis satu juz. Proses penyalinan dimulai sejak 5 Maret 2025 dan sudah mencapai 21 juz.
Targetnya, penyalinan rampung sebelum 17 Ramadhan agar mushaf bisa diserahkan ke Masjid Raya Baiturrahman dan dijilid.
“Mushaf ini berukuran 59×84 Cm atau setara A1. Rencananya akan dipamerkan di Museum Baiturrahman,” kata Iqbal.
Sebagai bagian dari Aceh Ramadhan Festival 2025, akan ada demonstrasi penulisan kaligrafi di Masjid Raya Baiturrahman.
“Ini sekaligus untuk melestarikan seni kaligrafi dan memperkenalkan kembali mushaf bersejarah ini ke masyarakat,” jelasnya. (*)