Banda Aceh (Waspada Aceh) – Gudang-gudang Bulog di Aceh nyaris kehabisan ruang. Hingga 4 Mei 2025, realisasi serapan gabah petani oleh Perum Bulog Kanwil Aceh telah mencapai 86.113 ton setara beras, atau 87,79 persen dari target tahun ini yang ditetapkan sebesar 98.085 ton.
Penyerapan gabah dimulai sejak akhir Januari 2025. Dalam waktu hanya empat bulan, hingga awal April, Bulog Aceh berhasil mencapai target awal sebesar 54.490 ton.
Melihat antusiasme petani dan melimpahnya hasil panen, target kemudian direvisi naik menjadi 85.000 ton. Target tersebut kembali tercapai dan akhirnya kembali dikoreksi menjadi 104.000 ton setara beras.
“Alhamdulillah, dari akhir Januari hingga awal April kita sudah capai target awal 54.490 ton. Kemudian ditambah jadi 85 ribu ton, tercapai lagi, dan terakhir dikoreksi ke 104 ribu ton. Ini menunjukkan produksi kita sangat melimpah,” kata Kepala Bulog Kanwil Aceh, Ihsan, saat meninjau Gudang Bulog Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Senin (5/5/2025).
Tidak Batasi Serapan dari Petani
Meskipun gudang nyaris penuh, Ihsan memastikan Bulog tidak akan membatasi pembelian gabah dari petani. Selama musim panen masih berlangsung dan belum ada instruksi penghentian, penyerapan akan terus dilakukan.
“Kita tetap serap gabah dari petani. Ini komitmen kita menjaga harga di tingkat petani dan memastikan stok nasional tetap aman,” ujarnya.
Daerah-daerah di pantai timur Aceh seperti Lhokseumawe, Bireuen, Aceh Utara, Pidie, dan Aceh Timur memberikan kontribusi terbesar terhadap serapan gabah.
“Itulah lumbung pangan kita. Panen raya banyak terjadi di sana,” kata Ihsan.
Total Stok Aceh Capai 118 Ribu Ton
Saat ini, total stok beras pemerintah di seluruh Aceh mencapai sekitar 118.000 ton. Sekitar 18.000 ton berada di Gudang Siron, dan sisanya tersebar di gudang Bulog kabupaten/kota, serta gudang mitra seperti milik pemerintah daerah, SRG, dan gudang milik TNI AU di Lanud Sultan Iskandar Muda.
Dengan kebutuhan penyaluran rata-rata 8.000 ton per bulan, stok saat ini cukup untuk konsumsi masyarakat Aceh selama 14 bulan ke depan.
Ihsan menyebut, beras program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) hingga kini belum disalurkan karena menunggu instruksi dari pemerintah pusat.
“Kalau ada perintah penyaluran SPHP, kami siap jalankan. Tapi saat ini stok yang ada adalah cadangan pemerintah,” ucapnya.
Ia menambahkan, capaian surplus tak lepas dari sinergi berbagai pihak, termasuk TNI AU melalui program optimalisasi lahan (Oplah) dan kerja sama dengan para petani.
“Dengan kondisi produksi seperti ini, kita sangat bersyukur. Selama produksi dalam negeri mencukupi, tidak ada kebutuhan untuk impor,” tuturnya. (*)