Banda Aceh (Waspadaaceh) – Untuk menghadapi Pra PON dan Porwil pada November 2019, KONI Aceh melaksanakan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Desentralisasi selama empat bulan, terhitung mulai 1 Maret 2019.
“Sejak awal Maret 2019, kita sudah melaksanakan Pelatda desentralisasi,” kata Ketua Pelatda KONI Aceh, Bachtiar Hasan, kepada Waspadaaceh.com, di Banda Aceh, Senin (11/03/2019).
Setelah menyelesaikan Pelatda Desentralisasi, kata Bachtiar Hasan, KONI Aceh mewajibkan para atlet dan pelatih masuk dalam program Pelatda sentralisasi yang waktunya juga berlangsung 4 bulan.
Soal jadwal ini, lanjut dia, berlaku surut dengan jadwal Pra PON. “Atlet prioritas I dan II ada 16 cabang olahraga,” sebutnya. Rinciannya, 16 atlet untuk prioritas 1 dan 47 atlet untuk prioritas 11.
Sedangkan prioritas 3, ada 5 cabang olahraga dengan jumlah atlet 54 orang dan prioritas 4, ada 24 dengan 82 atlet. Total seluruhnya ada 199 altet dan 52 orang pelatih.
Bachtiar Hasan yang juga Wakil Ketua II Bidang Binpres KONI Aceh ini, mengharapkan untuk cabang prioritas I dan II diminta serius melakukan latihan, karena tim monev akan melakukan monitoring setiap hari. Bila tidak berjalan dengan baik, maka cabang olahraga tersebut akan dicabut pelatda dan dialihkan ke cabang lainnya, ujar Bachtiar.
“Kita harapkan semua cabang punya kesempatan sama untuk berjuang dalam Pra PON dan cabang yang ikut PON adalah untuk bela diri peringkat 1- 8 nasional juga cabang terukur. Sedangkan cabang olahraga permainan 1 hingga peringkat 4, baru diikut-sertakan dalam PON di Papua pada 2020,” kata Bachtiar Hasan. (B01)