Medan (Waspada Aceh) – Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, mengatakan belum tahu penyebab matinya ratusan ton ikan nila di Danau Toba, Kabupaten Samosir. Ikan budidaya itu mati mendadak dalam keramba jaring apung (KJA) milik petani ikan.
Gubernur Edy pun masih enggan berkomentar lebih jauh. “Sedang dikaji, kenapa mati ikan di sana. Saya belum berani jawab, harus ada kepastian apa penyebabnya. Nanti jadi polemik,” kata Letnan Jenderal (Purn) TNI yang juga mantan Pangkostrad ini di Medan, Jumat (23/10/2020).
Informasi mengenai ratusan ton ikan yang mati mendadak ini juga sudah disampaikan kepada Pjs Bupati Samosir Lasro Marbun. Hingga kini penyebabnya masih diteliti. Peristiwa serupa pernah juga terjadi pada tahun 2017 lalu.
Sementara itu, seorang wisatawan dari Medan, Ramita, mengatakan kepada Waspadaaceh.com, aroma tidak sedap mulai terasa di perairan sekitar Samosir. Dia mengaku awalnya tidak mengetahui aroma itu berasal dari ikan budidaya milik warga yang mati terapung.
“Kalau lihat airnya seperti berlemak minyak-minyak gitu. Aroma busuk memang terasa. Apalagi, di sini anginnya kencang. Awalnya tidak tahu, saya lihat di berita ada ikan mati ratusan ton di sini, baru sadar,” katanya saat dihubungi via telepon malam tadi.
Dia mengatakan, harusnya ada sikap responsif dari pemerintah daerah untuk menangani masalah tersebut agar tidak berlarut. Apalagi sebentar lagi masyarakat akan menghadapi masa libur panjang akhir Oktober ini.
“Bayangkan saja, jika ada wisatawan asing di sini, maka akan membuat Danau Toba jadi jelek. Hal ini bisa dihindari jika masyarakat dan pemerintah segera menanganinya, sehinga air danau tetap asri,” lanjutnya. (sulaiman achmad)