Jumat, Mei 3, 2024
Google search engine
BerandaNasionalRapat Koordinasi, Wakil Ketua TPPS Aceh Papar Beragam Masalah Stunting

Rapat Koordinasi, Wakil Ketua TPPS Aceh Papar Beragam Masalah Stunting

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh memfasilitasi rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Bidang Intervensi Spesifik dan Sensitif di Banda Aceh, Selasa, (12/12/2023) .

Turut hadir Wakil Ketua Tim PPS yang juga sebagai Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Ayu Marzuki, Kepala Biro Isra Setda Aceh Yusrizal, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Safrina Salim, Ketua IBI Aceh, Ketua Persagi Aceh, IDI, IDAI, dan dinas terkait lainnya.

Saat membuka rapat, Wakil Ketua Tim PPS Aceh Ayu Marzuki mengungkapkan beberapa masalah yang ditemukan saat berkunjung ke 23 kabupaten/kota di Aceh.

Di antaranya keuchik (kepala desa) belum mengetahui tentang stunting, baik intervensi spesifik dan senstitif.

“Gimana mau mengatasi stunting kalau keuchiknya saja tidak paham apa itu stunting,” kata Ayu.

Ayu juga menemukan hal lain yaitu memanipulasi data kemiskinan ekstrem hanya karena ingin mendapatkan bantuan.

Di Posyandu juga masih ditemukan mengukur tinggi badan dengan menggunakan alat ukur meter kain. Padahal anggaran sudah ada dari pemda untuk membeli alat ukur yang mengikuti standar.

“Ternyata datanya sengaja di upgrade oleh keuchik. Ditinggikan agar dapat bantuan. Kami juga temukan di Aceh Tenggara dan Simeulue, posyandu masih menggunakan alat ukur meteran kain. Padahal sudah dianggarkan pemda,” ungkap Ayu.

Penjabat TP PKK Aceh ini juga menemukan kondisi kader posyandu yang sering diganti, jika ada pergantian keuchik.

Wakil Ketua TPPS Aceh meminta agar memberi edukasi dan sosialisasi, kepada keuchik.

“Edukasi dan sosialisasi harus diberikan kepada keuchik. Sebagus apa pun program yang ada di provinsi, jika tidak langsung disambut oleh desa, sama saja tidak ada perubahan,” tuturnya.

Ayu berharap peran TPPS di desa dapat dimaksimalkan untuk mendorong dan mengedukasi para keuchik dalam menangani stunting di desanya masing-masing.

TPPS juga, lanjutnya, berperan untuk mengatasi masalah kesalahan penginputan data stunting.

Menjawab hal itu, Kepala BKKBN Aceh Safrina Salim mengatakan dalam waktu dekat akan menggundang para keuchik dan kader BKB untuk peningkatan kapasitas.

Sedangkan terkait rapat koordinasi yang difasilitasi BKKBN Aceh, kata Safrina, bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan tugas serta peran semua unsur dalam TPPS selama setahun terakhir.

Dalam rapat tersebut juga dibahas segala persoalan dan kendala serta menerima masukan dari setiap masalah.

Safrina berharap penanganan stunting di Aceh tidak ada lagi mengedepankan ego sektoral. Semua pihak harus memiliki rasa tanggung jawab.

“BKKBN Aceh sebagai sekretaris TPPS memfasilitasi rapat ini sebagai harapan menghasilkan upaya konkret upaya dalam melaksanakan target penanganan stunting di Aceh,” kata Safrina.

Terkait permasalahan keuchik, perwakilan dari DPMG Aceh, Hasanuddin menambahkan, dinasnya sudah melakukan koordinasi dengan semua kepala DPMG dan P3MD tentang stunting di masing-masing kabupaten kota.

Ia mengatakan masih menemukan kepala desa yang menganggap dana stunting ini harus ada peraturan khusus. Padahal ada qanun gampong.

“Ada beberapa kepala desa yang datang ke DPMG dan akan alokasi kan dana desa untuk semua kebutuhan desa. Namun sudah kita cerahkan,” kata Hasan.

Perwakilan dari Unicef, Natasya mengayakan sharing terkait gizi buruk. Menurutnya Anak gizi buruk jika tak ditangani akan berisiko pada kematian.

Gizi buruk, jika ditangani anak bisa sembuh total. Sementara kaitan dengan stunting, dokter mengatakan, gizi buruk ini bisa menyebabkan stunting juga.

“Baduta yang mengalami gizi buruk jika tak ditangani tiga kali lipat akan stunting. Ini perlu perhatian kita semua jangan sampai gizi buruk menyumbang angka stunting,” demikian pungkasnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER