Banda Aceh (Waspada Aceh) – Guru Besar Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof Syamsul Rijal mengemukakan dalam konteks kontemporer pemahaman kehidupan dalam bingkai keagamaan sangatlah urgen.
Begitu pula yang dilakukan oleh Imam Ghazali di dalam pengembaraan pengetahuan untuk menemukan sekaligus mengamalkan teori-teori kebenaran.
“Al Ghazali sudah memberikan batasan-batasan terhadap itu, sehingga beliau sampai pada titik-titik kebenaran dalam dunia sufi,” kata Prof Syamsul Rijal saat mengisi kajian dan diskusi tentang Jejak-jejak Imam Al-Ghazali dan Perjalanan Mencari Tuhan yang diselenggarakan oleh Islamic Institute of Aceh (IIA) di Erzed Coffe Lamnyong, Banda Aceh, Kamis (4/2/2021).
Dalam konteks membangun Aceh, kata Syamsul Rijal, banyak pemikiran-pemikiran Al-Ghazali yang termaktub dalam Ihya Ulumuddin. Dan ini dapat membangun spirit baru dalam membentuk manusia-manusia di Aceh yang berkarakter.
“Bagi saya sendiri Ihya Ulmuddin bisa menjadi barometer karena di sana memberikan karakteristik kemanusiaan atau karakter manusia yang peduli terhadap manusia dalam konteks kontemporer,” ujarnya.
Prof Syamsul Rijal menambahkan, dirinya mengapresiasi inisiasi IIA untuk menelusuri jejak pemikiran ulama filsuf Islam itu. Tradisi dan literasi terkait keilmuan tersebut patut menjadi agenda prioritas.
Karena, bukan hanya manusia saja dapat menggali konsep-konsep keilmuan tetapi manusia itu sendiri berupaya menjabarkan teori-teori konsepsional itu, sehingga booming dalam konteks kehidupan modern hari ini.
“Kehidupan-kehidupan terkini harus berbingkai yang berbasis religi seperti pemikir sebelumnya, sehingga arah kehidupan kemanusiaan dalam berbagai dimensi bisa dispiriti oleh nilai-nilai sosial keislaman,” tuturnya.
Diskusi yang dimoderatori Tgk Khairul Badri, dihadiri sejumlah akademisi, mahasiswa, para penggiat filsafat Islam, pegiat IIA dan masyarakat umum. (B01)