Selasa, Januari 21, 2025
spot_img
BerandaEkonomiPopulasi Hiu dan Pari Menurun 70 Persen, Ekosistem Laut Terancam

Populasi Hiu dan Pari Menurun 70 Persen, Ekosistem Laut Terancam

Jakarta (Waspada Aceh) – Penurunan populasi hiu dan pari yang mencapai 70,1 persen dalam 50 tahun terakhir menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut.

Peneliti Indonesia yang fokus pada konservasi hiu dan pari, Benaya M. Simeon, yang saat ini studi di Charles Darwin University, Australia, mengatakan, penurunan ini disebabkan oleh overfishing, hilangnya habitat penting, dan lambatnya siklus reproduksi spesies tersebut.

Menurutnya, hiu dan pari merupakan spesies yang sulit beradaptasi. Proses evolusi mereka nyaris tidak berubah selama ratusan juta tahun. Namun, ancaman dari overfishing, kehilangan habitat, dan siklus reproduksi yang lambat membuat keberlangsungan hidup mereka semakin terancam.

“Hiu adalah penjaga keseimbangan ekosistem laut. Jika populasinya terus berkurang, kehidupan laut akan terganggu,” kata Benaya dalam pelatihan isu kelautan untuk jurnalis di Jakarta Pusat, Minggu (19/1/2025).

Benaya juga menyebut Indonesia menjadi salah satu negara penangkap hiu terbesar di dunia.

Data dari FAO menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi kedua setelah Tiongkok dalam tangkapan ikan global. Mayoritas hiu yang ditangkap diekspor dalam bentuk sirip, sementara dagingnya dijual murah di pasar lokal.

Menurut Benaya, Indonesia memiliki 250 dari 1.250 spesies hiu dan pari yang tercatat di dunia. Namun, data dari Shark Specialist Group IUCN mencatat bahwa 37 persen spesies hiu dan pari berada dalam status terancam punah.

“Tekanan perikanan yang tinggi dan perlindungan habitat yang belum optimal menjadi ancaman utama,” tambahnya.

Pengaturan perdagangan hiu dan pari di tingkat internasional dilakukan melalui Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), yang membagi spesies ke dalam tiga kategori yakni Apendiks I Spesies dilarang diperdagangkan. Apendiks II Perdagangan diperbolehkan dengan pengawasan ketat. Apendiks III Tidak ada aturan internasional yang mengikat.

Meski demikian, Benaya menyebutkan upaya konservasi di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, termasuk lemahnya pengelolaan perikanan. “Jika tidak ada langkah serius untuk melindungi hiu dan pari, ekosistem laut Indonesia bisa kolaps,” katanya.

Ia mengusulkan pendekatan berbasis sains untuk pengelolaan laut yang melibatkan pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat lokal. “Laut yang sehat membutuhkan hiu dan pari untuk menjaga keseimbangan ekosistemnya,” ujar Benaya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER