Selasa, Desember 5, 2023
Google search engine
BerandaPlt Wali Kota Medan Berduka, 'Neneng' Mati di Usia 55 Tahun
Array

Plt Wali Kota Medan Berduka, ‘Neneng’ Mati di Usia 55 Tahun

Medan — Si ‘Neneng,’ panggilan (nama) gajah betina seberat 3 ton, kini telah mati di Medan Zoo (Kebun Binatang Medan), pada Sabtu (25/1/2020) sekira pukul 10.30 WIB. Neneng mati dalam usia sekitar 55 tahun, setelah mengalami sakit sejak Selasa pagi (21/1/2020).

Plt Wali Kota Medan, H.Akhyat Nasution, begitu menerima kabar bahwa gajah betina favorit pengunjung telah mati, langsung bergegas ke Medan Zoo di Kelurahan Simalingkar B, Medan Tuntungan. Selain Akhyar, tentu para pengunjung Medan Zoo juga merasa kehilangan.

Akhyar harus berjalanan kaki dari pintu masuk Medan Zoo sekira 1 Km, dan menuruni lembah sedalam 5 meter. Si Neneng tampak tergeletak tak lagi bergerak, sudah tak bernyawa. Jasad gajah betina seberat 3 ton ini dikerumuni sejumlah dokter hewan dan staf Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara.

Sekitar 45 menit berdiskusi dengan sejumlah dokter hewan, akhirnya Akhyar Nasution buka suara tentang matinya gajah betina tersebut.

Akhyar menyampaikan, Pemerintah Kota Medan turut berduka atas matinya Neneng, gajah betina dalam usianya 55 tahun. Gajah betina tersebut dirawat oleh Medan Zoo sejak berusia 20-an tahun. Berarti lebih 20 tahunan Neneng menghuni Kebun Binatang Medan, sejak kebun ini masih berada di Jalan Brigjen Katamso Medan.

Sebelum mati, Akhyar menyebutkan, Neneng mengalami sakit sejak Selasa pagi (21/1/2020). Awalnya Neneng tidak mau makan, dan hingga Rabu (22/1/2020), kondisinya selalu dipantau oleh drh. Sucitrawan. Akhirnya, pada hari Rabu mulai diambil tindakan dengan memberikan infus larutan glukosa dan Ringer lactat.

“Tindakan yang dilakukan ini sebagai observasi awal dari tim medis hewan di Medan Zoo. Akhirnya setelah menghabiskan 57 botol infus, sekira pukul 10.30 WIB, pada Sabtu (25/1/2020), nyawa Nenang tak tertolong. Dia mati,” kata Akhyar dengan raut wajah sedih. Plt Wali Kota selama berada di Medan Zoo, didampingi drh.Sucitrawan dan Dirut PD Pasar Medan, Putrama Al Khairi.

Sedangkan drh.Sucitrawan menyampaikan, dugaan sementara matinya Neneng karena usianya sudah tua. Biasanya, kata Sucitrawan, usia gajah mencapai 60 tahun. Tapi untuk mengetahui lebih jelas penyebab kematian, masih menunggu hasil tim medis bersama BKSDA yang melakukan outopsi. Kemudian akan membawa hasil aoutopsi untuk dicek di laboratorium.

Sucitrawan menerangkan riwayat Neneng, sang gajah betina itu. Gajah ini sudah cukup lama berada di kebun binatang. Saat pindah dari kebun binatang yang berada di sekitar Kota Medan, yakni di Jalan Brigjen Katamso le kawasan Simalingkar B, gajah ini dalam kondisi sehat.

“Saya mulai melihat dan memantau perkembangannya sejak tahun 2008. Sejak itulah saya tak pernah melihat Neneng sakit parah, hanya diare biasa. Hari ini dia sudah mati, dan tim kami sedang mencari tahu penyebab kematiannya,” ujarnya.

Dikebumikan
Jasad Neneng akan ditanam dengan memakai alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Akhyar yang mengetahui adanya kesulitan pengelola Medan Zoo untuk menanam bangkai gajah itu, langsung menghubungi Plt Kadis Pekerjaan Umum Zulfansyah.

“Pak Kadis, tolong kirimkan alat berat yang mini untuk mengebumikan gajah, seterusnya koordinasi dengan PD Pembangunan di Medan Zoo, terimakasih ya,” pintanya ke Kadis PU.

Di depan Dirut PD Pembangunan, tim medis dan BKSDA, Akhyar menyampaikan, bahwa nanti alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum Pemko Medan akan membantu penanaman jasad Neneng. “Silahkan tetapkan di mana ditanam supaya aromanya tak tercium ke luar di kawan Medan Zoo,” pesan Akhyar.

“Tempatnya di sekitar dekat tempat perawatan dan tenpat outopsi ini saja, sehingga tidak jauh untuk mengangkatnnya. Kemudian, di bawah ini juga sudah cukup secara tempatnya,” lanjut Akhyar.

Drh Sucitrawan kemudian menimpali, “secara teknis sudah selesai, saya minta hasil lab dan outopsinya terus dilaporkan dan disampaikan juga ke BKSDA,” ucap Sucitrawan, sembari jalan dan menyapa tim medis yang sedang melakukan outopsi. (sulaiman achmad)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments