Sinergi untuk kebaikan pertanian di Provinsi Aceh, demi mewujudkan kedaulatan pangan, tentu harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin pesat saat ini. Khususnya di bidang teknologi pertanian.
Bila Aceh ingin menjadikan sektor pertanian menjadi bagian terpenting untuk mendorong pergerakan ekonomi masyarakat, maka untuk membangun kemandirian pangan, perlu memanfaatkan sistem revolusi teknologi 4.0. Revolusi industri 4.0 mau tidak mau, suka tidak suka, harus dilakukan.
Terkait dengan hal itu, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat membuat lahan pertanian semakin meyusut akibat beralih fungsi menjadi pemukiman masyarakat.
Karena itu, kata Nova, perlu melakukan inovasi baru untuk dunia pertanian di Aceh dengan cara mengembangkan teknologi pertanian yang sesuai dengan tuntutan zaman, yaitu efektif, efesien, mudah, cepat dan produktif.
“Kita butuh inovasi baru di sektor pertanian, agar lahan kecil namun bisa menghasilkan produksi pertanian yang berlimpah,” kata Nova saat menghadiri International Conference Agricultural Technology, Engineering and Environmental Sciences (ICATES) 2019, di Oasis Hotel, Banda Aceh, Rabu, (21/8/2019).
Untuk mewujudkan itu, katanya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, yaitu menjadikan sektor pertanian sebagai sumber utama peningkatan ekonomi di Aceh, meningkatkan kapasitas kerja petani dengan mengenalkan teknologi yang memumpuni dan sesuai zaman, serta menerapkan kebijakan pertanian berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya alam yang ramah lingkungan.
Lanjut Nova, saat ini sektor pertanian adalah usaha yang paling mendominasi di Aceh. Hal itu terbukti dari Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh hampir mencapai 30 persen, tertinggi diantara sektor lainya. Oleh sebab itu, kata dia, pembangunan di sektor pertanian ini menjadi program pengembangan prioritas di Aceh.
Untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, kata Nova, Pemerintah Aceh sudah mengimbau agar pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota membatasi alih fungsi lahan pertanian untuk dijadikan pemukiman warga.
“Pemerintah daerah juga turut memperkuat usaha pertanian ini,” katanya
Selain itu Nova juga mengungkapkan, tantangan terberat dunia pertanian di Indonesia khususnya Aceh adalah pola pikir masyarakat yang masih belum bisa menghargai dan melindungi alam dan air. Hal itu, katanya, terlihat dari masih banyaknya masyarakat Aceh yang masih menyia-nyiakan air bersih.
“Bulan lalu saya ke Oregon negara bagian Amerika. Negara bagian yang paling bagus di sektor pertanian. Mereka sangat khawatir apakah anak cucu mereka masih punya stok air di masa depan. Mereka sangat menghargai air, tumbuhan hutan dan lebih tinggi dari menghargai manusia,” kata Nova.
Dia mengatakan, hal inilah yang harus ditanamkan dalam benak dan sanubari masyarakat Indonesia, khususnya Aceh. Sehingga masyarakat bisa lebih menjaga dan menghargai air, dengan tidak mencemari dan bahkan membuang-buangnya demi anak cucu di masa yang akan datang. (Adv)