Banda Aceh (Waspada Aceh) – “Tidak ada lompatan besar tanpa loncatan kecil,” kata Nova Iriansyah. Lompatan kecil Insya Allah akan menjadi loncatan besar, lanjut Plt Gubernur Aceh tersebut.
Langkah kecil yang dilakukan sekarang adalah membangun budaya. Tidak mudah melakukan langkah kecil seperti yang dilakukan hari ini, kata Nova Iriansyah ketika melakukan Ground Breaking Pusat Logistik Berikat dan Pergudangan Terpadu PT Trans Continent di Ladong, Aceh Besarm Sabtu (31/8/2019).
Kata Nova, jangan ada lagi dikotomi antara pemerintah daerah dan instansi vertikal. “Kita semua sama dalam satu negara untuk membangun kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Aceh,” tegas Nova.
Nova memastikan, ke depan tidak ada lagi halangan bagi investor untuk berinvestasi di Aceh. “Tidak ada lagi yang menghambat dan bertele-tele dalam soal pengurusan izin,” kata Nova.
Pusat Logistik Berikat dan Pergudangan Terpadu PT Trans Continent di KIA Ladong kelak akan menjadi bagian penting bagi pertumbuhan industri di Aceh.
Di Indonesia saat ini ada sekitar 1369 kawasan berikat dan 377 kawasan kemudahan ekspor/impor. Aceh, dengan rencana membangun kawasan “raksasa” undustri di Ladong, dipastikan akan menuju ke arah itu.
Luas area KIA Ladong yang sudah dibebaskan saat ini seluas 66 hektare dari keseluruhan luas kawasan 250 hektare.
Acara ground breaking dimulai dengan laporan Presiden Direktur PT PEMA, Zubir Sahim dan CEO PT Trans Continent, Ismail Rasyid. Keduanya berharap KIA bisa mengembalikan legacy (warisan) kejayaan Aceh di masa lampau.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan kehadiran pusat logistik di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong Kabupaten Aceh Besar dapat menempatkan provinsi tersebut sebagai destinasi utama investasi di wilayah Indonesia bagian barat.
“Kehadiran pusat logistik berikat ini akan sangat bermanfaat bagi aktivitas usaha di Aceh, di mana perusahaan manufaktur di dalam negeri tidak perlu lagi impor bahan baku, barang modal, atau bahan penolong, karena semua tersedia di sini,” kata Nova Iriansyah.
Dia menjelaskan, pembangunan pusat logistik tersebut berkaitan erat dengan semangat untuk memperluas pasokan kebutuhan barang serta meningkatkan jalur ekspor produk daerah.
“Langkah ini juga sejalan dengan rencana untuk mengoptimalkan tol laut Aceh dengan menjadikan Pelabuhan Malahayati sebagai pusat bongkar muat kontainer. Pembangunan pusat logistik ini juga bagian dalam mendukung pengembangan iklim usaha di Aceh,” katanya.
Menurut dia, peletakan batu pertama yang dilakukan di kawasan Pusat Logistik Berikat seiring adanya perusahaan transportasi logistik nasional yakni PT. Trans Continent untuk berinvestasi di kawasan KIA tersebut.
“Kita berharap dengan hadirnya perusahaan transportasi logistik nasional ini dapat diikuti oleh perusahaan lainnya, sehingga upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran dapat terwujud,” katanya.
Nova menambahkan, dengan beroperasinya kawasan Logistik Berikat yang efektif pada 2020 tersebut akan ada biaya logistik yang terpangkas. Ada jarak kemudahan yang didapat dan intensif dari Pemerintah Aceh berupa sewa dan juga mendorong Pemerintah Aceh untuk terus melengkapi utilitas pendukung di daerah setempat.
“Saya minta PT Pembangunan Aceh selaku perpanjangan tangan Pemerintah Aceh yang menaungi kegiatan investasi di kawasan industri ini agar bersinergi dengan PT Trans Continent guna melancarkan pembangunan pusat logistik berikat.”
“Saya juga mengajak semua pihak untuk mendukung pembangunan ini sehingga obsesi Pemerintah Aceh menurunkan kemiskinan dapat dimulai dari Aceh Besar,” katanya.
Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Zubir Sahim mengatakan, selain Trans Continent juga akan ada sejumlah perusahaan lainnya yang akan ikut berinvestasi di kawasan KIA Ladong tersebut.
“Kami akan berupaya maksimal pengembangan kawasan ini karena kehadirannya akan mampu memberikan nilai tambah yang nantinya dapat dinikmati oleh masyarakat di Provinsi Aceh,” katanya.
Dalam kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Pusat Logistik Berikat di KIA Ladong, Aceh Besar tersebut, dihadiri langsung CEO PT Trans Continent, Ismail Rasyid, Kakanwil Bea Cukai Aceh, Safuadi dan para pejabat di lingkungan Pemerintah Aceh, Aceh Besar dan juga kalangan pengusaha.
Peletakan Batu Pertama (ground breaking) PLB PT Trans Continent juga dihadiri ratusan orang dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun non pemerintah. Unsur Forkominda, pengusaha mikro, kecil, menengah, dan besar (UMKM) di Aceh, serta para wartawan. (ria/ks)