Minggu, Mei 5, 2024
Google search engine
BerandaInforial Pemerintah AcehPKA VIII Diundur Hingga November, Ini Alasan dan Jadwalnya

PKA VIII Diundur Hingga November, Ini Alasan dan Jadwalnya

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Jadwal pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang semula direncanakan pada tanggal 19-27 Agustus 2023 mengalami pergeseran atau penundaan ke tanggal 4 -11 November 2023.

Penundaan tersebut diputuskan dalam rapat gabungan panitia PKA VIII dengan pihak Seketaris Daerah (Sekda) dari 23 kabupaten/kota se-Aceh, yang berlangsung di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh, Senin (19/6/2023).

Sekretaris Daerah Aceh Bustami Hamzah dalam rapat tersebut menyampaikan, pada bulan Agustus banyak kegiatan yang akan dilaksanakan, salah satunya perayaan 17 Agustus. Hal ini ditakutakan akan memecah konsentrasi pada pelaksanaan even tersebut, sehingga PKA harus diundur sampai bulan November.

Lebih lanjut, Sekda Aceh menyampaikan melalui PKA akan menumbuh kembangkan budaya itu sebagai jati diri orang Aceh dan berharap kabupaten/kota bisa mempersiapkannya lebih matang.

Dipusatkan di Taman Ratu Safiatuddin

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh Almuniza Kamal memaparkan, pada tahun 2024 nanti akan ada perhelatan akbar di tingkat nasional yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan dilaksanakan di Stadion Harapan Bangsa.

Sehingga, sambung Almuniza, Stadion Harapan Bangsa tidak bisa dilaksanakan pembukaan PKA VIII dikarenakan akan dilakukan renovasi untuk persiapan kegiatan PON tahun 2024, sehingga difokuskan kembali ke Taman Ratu Safiatuddin.

“Sebagaimana yang kami dapatkan informasi dari seluruh kabupaten/kota, acara perlombaan nantinya ada pawai budaya yang merupakan salah satu agenda penting dalam perhelatan PKA dan ada beberapa kabupaten/kota yang tidak ikut terlibat,” ujar Almuniza

Menurutnya, ada beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi penundaan ini. Salah satunya adalah untuk mengakomodasi permintaan sejumlah bupati/wali kota yang khawatir tidak cukup siap jika PKA tetap dilaksanakan pada bulan Agustus yang tinggal dua bulan lagi dari sekarang.

Apalagi ada sejumlah kabupaten/kota di Aceh yang terlambat penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK)-nya. Pertimbangan lain adalah, PKA kali ini harus juga disesuaikan dengan jadwal kedatangan Presiden RI ke Aceh pada November 2023, mengingat PKA ini rencananya akan dibuka oleh Presiden Jokowi .

Ada beberapa perlombaan yang tidak memenuhi target, seperti perlombaan pawai budaya dengan persentase 40 persen. Selanjutnya kegiatan perlombaan yang berada di Taman Ratu Safiatuddin lebih kurang 6-7 persen dan tidak memenuhi presentasi yang diharapkan minimal 80 persen.

“Jadi, kita ambil saja hikmahnya. Dengan penundaan pelaksanaan PKA VIII dari yang dijadwalkan semula 19-27 Agustus 2023 bergeser ke 4-11 November 2023. Semoga pelaksanaan PKA VIII akan lebih matang segala persiapannya, lebih profesional, dan tercover semua event dan kegiatan sebagaimana yang menjadi harapan semua rakyat Aceh,” kata Almuniza.

Almuniza berharap, penundaan jadwal PKA itu hendaknya bisa dimanfaatkan oleh seluruh Pemkab dan Pemko se-Aceh untuk menata masing-masing anjungannya di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh supaya lebih bagus lagi.

“Ayo semua kita bekerja lebih serius lagi untuk menyukseskan agenda empat tahunan ini agar lebih bermakna dan berdaya guna bagi masa depan kebudayaan Aceh,” kata Almuniza.

PKA kali ini diperkirakan akan dikunjungi lebih dari dua juta orang dan dilaksanakan terpencar di sejumlah tempat. Meliputi Taman Ratu Safiatuddin, Lapangan Tugu Darussalam, Lapangan Blangpadang, dan Taman Meuraxa, Banda Aceh

Adapun tema PKA tahun ini terkait seputar Jalur Rempah Aceh, yakni Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia. Sementara, puluhan cabang akan diperlombakan selama PKA VIII ini, di antaranya lomba anjungan (stan), lomba peuayon aneuk (mengayun anak), lomba boh gaca (memakaikan inai), cipta dan baca puisi, serta sandiwara rakyat.

Juga ikut diperlombakan cabang kayoh jalo (kayuh sampan), geulayang tunang (lomba layang-layang), gaseng (gasing), geunteut (engklek), dan patok lele. Untuk semua cabang yang dilombakan panitia menyediakan hadiah berupa piagam, plakat, dan uang tunai. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER