Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pimpinan PT.PLN Sumbagut diwakili Manajer UPP Aceh PT PLN (Persero) UIP Sumbagut, Khairizal, mengharapkan ke depan hasil produksi garam di Aceh khususnya di Kabupaten Aceh Besar, dapat dieksport ke luar negeri.
“Sehingga, prospek kehidupan para petambak garam tersebut lebih majuĀ serta taraf kehidupan masyarakatnya lebih sejahtera lagi,” ungkap Khairizal pada acara “Pelatihan Pembuatan Garam Higienis dan Ber-SNI,” yang diikuti petani garam di Aceh Besar, di Aula Kantor Camat Baitussalam, Aceh Besar, Selasa (8/9/2020).
Kata dia, pihaknya sempat kaget ketika mendengar adanya garam impor. “Saya sedih sekali mendengarnya”. Kenapa? Karena, sebut Khairizal, di Indonesia ini begitu banyak lautnya. “Kecuali, kita tinggal di kawasan gunung Himalaya, mungkin kita perlu impor garam,” kata Khairizal.
“Nah, kalau kita di Indonesia kan negeri maritim, kelautan kita begitu luas, masak garam mesti diimpor,” ungkapnya.
Untuk itu, kata dia, salah satu program CSR PLN (Program PLN Peduli) yakni melakukan pelatihan pembuatan garam berkualitas, dengan harapan dapat meningkatkan daya saing terhadap barang-barang impor.
PT.PLN Sumbagut, kata Khairizal,Ā memberikan apresiasi kepada Rumah Aspirasi UKM &IKM Aceh atas kerjasama yang cukup bagus dan tepat guna, di mana dapat meningkatkan UKM untuk menghadapi daya saing sekarang yang sangat luar biasa.
“Saya harap ke depan program-program PLN lainnya dapat kita tingkatkan, supaya Aceh ini bisa lebih maju lagi dan taraf kehidupannya lebih meningkat lagi,” jelas Khairizal.
Dia menambahkan, program PLN Sumbagut sebelumnya di Aceh Besar,Ā yakni melakukan penanaman pohon bakau, renovasi masjid dan pembangunan sumur dan dapur di salah satu pesantren.
Ketua Rumah Aspirasi UKM &IKM Aceh, T.Tansri Jauhari, mengatakan, para petani garam yang mengikuti pelatihan pembuatan garam higienis dan ber-SNI berjumlah 20 orang, berasal dari Gampong Lam Ujong, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
Tansri berharap dengan pelatihan itu para petani garam di Aceh Besar yang telah turun temurun, mempunyai pemahaman yang lebih dalam berbagai tahapan pembuatan garam dengan kualitas garam higienis dan ber-SNI.
Pelatihan pembuatan garam Higienis dan ber-SNI yang dibuka Kadis Kelautan dan Perikanan Aceh Besar, Agus Husni, ituĀ menampilkan nara sumber dari Dinas Kesehatan, MPU Aceh dan BPOM Aceh. (t.mansursyah)