Jumat, Oktober 18, 2024
BerandaPeringatan Hari Santri, Momentum Melestarikan Baca Kitab Kuning

Peringatan Hari Santri, Momentum Melestarikan Baca Kitab Kuning

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Literasi kitab kuning memiliki kekhasan tersendiri dalam khazanah keilmuan Islam, khususnya di Aceh. Selain sarat dengan amalan dan nilai keagamaan, kitab kuning juga merupakan warisan paling bernilai bagi umat Muslim di masa depan.

Demikian disampaikan Kepala UPTD Dayah Perbatasan MUQ Pagar Air, Sahlan M Diah di sela-sela pembukaan Musabaqah Qiraatil Kutub (Lomba Baca Kitab Kuning) ke-II tingkat Kabupaten Aceh Besar tahun 2019, di Masjid Babussalam di Lamteungoh, Ingin Jaya, Selasa (15/10/2019).

“Mempertahankan kegiatan membaca kitab kuning sama halnya dengan mempertahankan Aceh di masa depan,” imbuh Sahlan.

Kitab kuning, yang juga sering disebut kitab gundul, adalah kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama Islam. Lazimnya kitab ini diajarkan di dayah-dayah. Isinya beragam, mulai dari fiqh, aqidah, akhlak/tasawuf, tata bahasa Arab, hingga sosial kemasyarakatan. Kitab kuning disebut gundul lantaran tidak memiliki baris seperti halnya kitab suci Al-Quran.

Sementara itu, Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali dalam sambutannya di perlombaan tersebut mengatakan, Qiraatul Kutub ini tak sekadar kompetisi, tetapi juga salah satu cara untuk memahami ilmu Allah yang ada di dunia.

“Ketika kita ingin memahami isi dari Al-Quran dan Sunnah, maka pembelajaran kitab kuning sangat membantu,” ujarnya.

Dia juga meyakini bahwa kegiatan ini akan berdampak positif bagi generasi yang akan datang. “Ini adalah momentum kebangkitan dalam menjadikan umat Islam masa yang akan datang, sebagai masyarakat berilmu menjadi tafaqquh fiddin yang mampu memperteguh keimanan kita kepada Allah SWT,” ujar Mawardi.

Dia berharap, pada Musabaqah Qiraatul Kutub tingkat provinsi yang akan datang, Aceh Besar bisa membawa pulang juara umum.

“Kita sudah mendapat juara umum pada beberapa event tingkat privinsi, PORA, POPWIL, Pentas PAI. Baru baru ini kita juara umum MTQ 34, maka itu saya berharap Aceh Besar bisa menambah 1 piala lagi yaitu juara umum MQK provinsi nantinya,” harapnya.

Kadisdikdayah Aceh Besar, Adi Darma dalam laporannya mengatakan bahwa Musabaqah Qiraatul Kutub tingkat kabupaten akan menjadi agenda resmi setiap dua tahun sekali. Sedangkan perlombaan tahun ini mengambil tema “Santri Malem Meuadab Aceh Besar Hebat Bermartabat” yang diikuti sedikitnya 169 peserta.

“Itu terdiri dari 109 santri putra, 60 orang putri, juga 19 orang official masing-masing dayah. Adapun cabang yang diperlombakan, yaitu Ushul fiqh, Hadits, Tafsir, Tauhid, Tarikh, Akhlaq, Nahwu, Pidato Bahasa Arab dan Indonesia,” pungkas Adi Darma. (Fuadi)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER