Minggu, Mei 19, 2024
Google search engine
BerandaAcehPerempuan Aceh Dibekali Sensitivitas Gender, Kepemimpinan dan Perdamaian

Perempuan Aceh Dibekali Sensitivitas Gender, Kepemimpinan dan Perdamaian

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sedikitnya 33 perempuan dari berbagai latar belakang dan daerah di Aceh mengikuti pelatihan tentang isu gender, kepemimpinan perempuan dan perdamaian.

Workshop ini diselenggarakan oleh Flower Aceh selama tiga hari, mulai dari 11 hingga 13 November 2023, di Sei Hotel Banda Aceh.

Koordinator Divisi Pemberdayaan Masyarakat Flower Aceh, Ernawati mengatakan, tujuan dari workshop untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan kapasitas peserta dalam hal gender, kepemimpinan, dan perdamaian.

Workshop didukung oleh Nurani Perdamaian dan Kedutaan Besar Belanda. Peserta workshop terdiri dari perempuan muda, penyintas konflik, dan pemimpin perempuan di tingkat akar rumput yang berasal dari 10 kabupaten/kota di Aceh.

Direktur Eksekutif Flower Aceh, Riswati menambahkan bahwa perempuan Aceh berkontribusi dalam pembangunan Aceh, namun belum mendapatkan kesempatan yang setara dalam perencanaan dan pengambilan keputusan di tingkat desa sampai provinsi.

“Partisipasi perempuan dalam forum strategis di masyarakat, termasuk Musrembang masih terbatas pada kehadiran saja. Perempuan belum mendapatkan dukungan dan akses pada tataran substansi dan pengambilan keputusan,” jelasnya.

Selama workshop, peserta mendapatkan materi terkait pengarusutamaan gender dalam pembangunan desa, pengorganisasian berbasis gender dan keamanan bagi perempuan penggiat perdamaian, mengawal proses perencanaan dan penganggaran, public speaking, negosiasi, strategi kampanye, dan keterlibatan media.

Workshop ini difasilitasi oleh Ketua Presidum Balai Syura, Khairani Arifin dan Gabrina Rezeki, Staf Flower Aceh dengan menghadirkan beberapa narasumber yaitu Kabid PHA DPPPA Aceh, Amrina Habibi, Tenaga Ahli PPRG dan Dewan Pengurus Flower Aceh, Abdullah Abdul Muthalieb, Founder Flower Aceh/Sekretaris PUSHAM USK, Suraiya Kamaruzzaman, Jurnalis Harian Kompas, Zulkarnaini Masry dan Konsultan Campaign dan Founder YouthId, Bayu Satria.

Salah satu peserta, Khairunnisa, perempuan muda asal Bireuen yang saat ini berkuliah di Universitas Almuslim, mengatakan melalui pelatihan ini ia banyak mendapat wawasan terkait pentingnya memahami terkait sensitivitas gender terutama dalam hal pembangunan di desa.

“Selama pelatihan jadi tau terkait APBD, bagaimana hal ini juga harus berperpektif gender, dan kami juga dilatih bagaimana public speaking yang efektif, trik meloby, juga peran media sangat penting untuk advokasi,” kata Khairunnisa. (*).

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER