Banda Aceh (Waspada Aceh) – Menggelar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), pejabat dari Dinas Pendidikan Aceh hingga wali murid memborong karya siswa berkebutuhan khusus dari SLB-B YPAC Banda Aceh, Kamis (23/2/2023).
Pantauan Waspadaaceh.com di lokasi, tamu yang datang tampak memenuhi stan yang telah disediakan oleh SLB-B YPAC Banda Aceh. Adapun hasil karya yang dipamerkan di antaranya bantal, taplak meja, payung hantaran, lukisan, kue, minuman, dan aksesoris lainnya.
Kepala SLB-B YPAC Banda Aceh, Heni Ekawati, saat memberikan sambutan mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menunjukan hasil kerajinan tangan siswa sebagai wujud dari sekolah penggerak.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini lanjut Heni, merupakan tuntutan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk kemajuan sekolah penggerak. Adapun produk yang dipamerkan saat ini sesuai dengan tema yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek yang di dalamnya ada kearifan lokal, kewirausahaan, gotong royong dan keberlangsungan hidup.
“Tema ini tidak lari dari hasil atau produk yang dibuat oleh siswa. Melalui karya-karya tersebut diharapkan peserta didik setelah lulus nantinya dapat mengembangkan bakat dan minat ataupun skill untuk masa depan,” jelasnya.
Dia menyebutkan, pembelajaran yang diterapkan di SLB-B YPAC Banda Aceh ini tidak hanya serta merta tentang akademik, tapi non akademik juga terus ditingkatkan.
Sementara itu, Kepala Bidang SMA dan PKLK Dinas Pendidikan Aceh, Hamdani, saat melihat karya dari siswa SLB-B YPAC Banda Aceh yang luar biasa, menyebutkan anak-anak yang berkebutuhan khusus tidak ada bedanya dengan anak-anak pada umumnya. Dia menilai anak-anak tersebut mampu berkarya dengan sempurna.
Apalagi sebutnya, SLB-B YPAC Banda Aceh mampu mengharumkan nama Disdik Aceh atas terpilihnya menjadi salah satu penyusun Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP). SLB-B YPAC Banda Aceh juga merupakan salah satu sekolah penggerak di Aceh.
Dia berharap kepada semua sekolah yang ada di Aceh untuk mampu mengikuti jejak sekolah penggerak dan mandiri dalam menghasilkan sebuah produk yang punya nilai ekonomis.
“Melalui kegiatan seperti ini diharapkan siswa SMA maupun SMK dapat diterima di perguruan tinggi, begitu juga untuk anak berkebutuhan khusus dapat mandiri,” tutupnya. (*)
