Kamis, April 25, 2024
Google search engine
BerandaNasionalMucikari PSK Online: Dari Pejabat hingga Hotel

Mucikari PSK Online: Dari Pejabat hingga Hotel

BANDA ACEH (WaspadaAceh): Seorang germo yang ditangkap polisi pada Kamis dini hari, (22/3) lalu, RS,27, kini mendekam di sel Mapolresta, menunggu kasusnya akan dilimpahkan ke Mahkamah Syariah.

Ia ditangkap bersama tujuh wanita yang merupakan jaringan bisnis lendir RS. Ia sudah menjalankan bisnis itu selama dua tahun. Kepada wartawan, ia mengaku, selama ini banyak pelanggannya yang berasal dari kalangan pejabat.

Hal itu menjadi logis, ketika harga sekali kencan seorang PSK  Rp2 Juta. Jumlah itu, belum termasuk biaya kamar hotel dan sebagainya. “Kira-kira pelanggan itu habis Rp2 juta lebih,” sebutnya saat ditemui di Mapolresta Banda Aceh, Senin (26/3). Dengan tarif segitu, pelanggan yang paling banyak menyewa jasa esek esek itu yakni para pejabat.

Namun, ia enggan merincikan pejabat dari instansi mana dan siapa saja yang sering menjadi pelanggan bisnis prostitusi online tersebut. “Yang order pasti mereka yang banyak duit. Untuk profesinya saya tidak tau, tetapi pejabat ada, mereka suka yang putih dan bersih,” ujarnya.

Terkait lokasi, kata dia, itu sesuai kesepakatan antara pelanggan dan PSK. Lokasinya pun di sekitaran kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Untuk biaya hotel juga dibebankan oleh pelanggan. Kemudian, ada juga yang membawa PSK ke luar Aceh.

RS mengungkapkan, faktor ekonomi membuat dirinya terjun ke dalam bisnis hitam itu. Sekali kencan, ia bisa mendapat fee sebesar Rp500 Ribu hingga Rp1 Juta. Itu belum termasuk fee dari pelanggan.

Ia menceritakan, awalnya ketujuh wanita itu ia dapati dari sebuah acara di Banda Aceh. Pengakuan RS, wanita itu yang meminta dirinya untuk mencari pelanggan, atau pria hidung belang.

Alasannya beragam, mulai dari untuk biaya hidup, bayar kost hingga ke gaya hidup. “Saya tau mereka, sebelum berkenalan mereka juga sudah duluan menjadi PSK,” ujarnya.

Ia mengakui, dirinya tidak pernah merekrut para wanita itu. Mereka, kata dia, yang datang kepada dirinya untuk dicarikan pelanggan. Sejauh ini, pelanggan yang berkencan dengan anggotanya masih ia kenali. “Kalau tidak saya kenal, saya tidak mau ngasih,” sebutnya.

Terkait tempat, ia menuturkan bahwa ada tiga hotel yang biasa dipergunakan untuk berkencan. Hotel itu, tentunya yang jarang dilakukan razia oleh aparat. Apalagi, pihak hotel tidak mengetahui bahwa RS seorang mucikari. Artinya ia tidak bekerjasama dengan pihak hotel.

“Saya Cuma main masuk aja. Tidak ada kerjasama dengan pihak hotel. Saya gak pernah join dengan hotel,” ucapnya.

Meskipun RS sudah ditangkap, ia tak menampik bahwa masih ada prostitusi yang beroperasi di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar. Namun, ia tidak mengenali para pemainnya.

Sementara itu, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Banda Aceh, IPDA Septia Intan mengatakan, kasus itu akan diselidiki, termasuk mencari pelanggan PSK tersebut. “Masih kita lakukan penyelidikan lebih lanjut,” katanya.

Menyesali Perbuatan

RS tahu pekerjaan yang dilakukannya itu tidak baik. Ia pernah berkeinginan untuk menyudahi bisnis haram itu. Namun, kondisi ekonomi membuat ia harus berjibaku menyediakan ‘kupu kupu’ kepada pria hidung belang.

Apalagi rasa takut akan terungkapnya bisnis itu turut menghantuinya selama tiga tahun ini. Meski akhirnya pekerjaan itu telah dibongkar oleh aparat kepolisian.

Pendapatan dari situ, ia gunakan untuk bersenang-senang. “Karena tergiur dengan duit. Tak pernah saya hitung. Kalau tiga orang orderan ya saya banyak uang. Tapi uang hasil itu langsung habis,” katanya.

Memang, penyelan datang diakhir. Kini, ia harus berurusan dengan pihak keamanan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. (cdr)

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER