Banda Aceh (Waspada Aceh) – Plt. Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk.H.Faisal Ali, menolak wacana dari Menteri Agama (Menag) RI, Fachrul Razi yang berkeinginan agar di Aceh dihidupkan kembali bioskop.
“Saya pikir, bioskop di Aceh tidak perlu. Banyak hal lain yang perlu kita pikirkan dari pada menghidupkan kembali bioskop. Lagi pula lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya,” kata Lem Faisal yang akrab disapa Tgk.Faisal Ali menjawab Waspadaaceh.com, usai membuka Rakor MPU se-Aceh, Kamis (6/2/2020).
Dikatakan, Lem Faisal, sebelumnya (usai tsunami) memang pernah ada dari Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh untuk menghidupkan kembali bioskop di Aceh khususnya di Banda Aceh, namun ditolak.
“Kalau kita kembali pada tahun 1965, hiburan cuma ada di bioskop dan tidak ada tempat hiburan lainnya. Namun, untuk konteks keacehan sekarang ini, saya pikir tidak perlu lagi bioskop di Aceh dihidupkan. Kenapa? Karena, di era perkembangan teknologi sekarang ini orang banyak pilihan media dalam menonton berbagai informasi yang berkembang di dunia ini,” ujar Lem Faisal.
Sekarang, kata dia, yang perlu dipikirkan bagaimana menciptakan hiburan-hiburan yang bersifat alam, yang mendidik masyarakat, taman-taman bacaan, inovasi-inovasi baru. Sementara hal-hal yang bersifat monoton (di dalam ruangan), itu sudah ketinggalan zaman, katanya.
Ketika ditanya bahwa di Arab Saudi yang menerapkan syariat Islam, juga ada bioskop. “Perlu kita pahami budaya masyarakat Arab, itu tidak sama dengan kita. Budaya Arab, mulai lahir sampai besar, mereka terbentuk sangat sensitif hubungan kedekatan lawan jenis,” tegasnya.
Misalnya, sebut Lem Faisal, di Arab kalau dibuat pesta lebih hebat dari kita, tapi dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Mereka datang bersama-sama dengan keluarga (suami-isteri) sampai di pesta mereka berpisah. Mereka sangat sensitif dalam hal kedekatan. Jadi, sah saja di Saudi itu ada bioskop. Tapi, kita di sini sudah bercampur baur, ungkap Tgk.Faisal Ali.
Belum lama ini kepada media, Menag RI Fachrul Razi, berharap agar bioskop diizinkan beroperasi kembali di Aceh. Kata Menag, kehadiran bioskop akan membuka wawasan dan pengetahuan terhadap perkembangan dunia terkini.
“Agar tidak mengganggu pelaksanaan syariat Islam, maka bioskop bisa saja menyediakan fasilitas kursi yang terpisah antara penonton laki-laki dan perempuan. Saya ingin menyarankan di Aceh. Mungkin di Aceh bisa ada bioskop lagi yang dimulai dengan (kursi penonton) laki-laki dan perempuan dipisah,” ungkap Menag, Jumat (31/1/2020). (T.Mansursyah)