Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan bertekad untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan dengan melakukan berbagai terobosan, dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) pada Dinas Pendidikan Aceh, Hamdani, mengatakan, meskipun di masa pandemi COVID-19, pendidikan Aceh tetap melakukan berbagai terobosan.
Pihaknya sangat bersyukur karena banyak siswa SMA di Aceh yang lulus ke berbagai universitas negeri di Indonesia. Baik melalui jalur undangan atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) maupun jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Para guru dan tenaga kependidikan, kata Hamdani, berhasil mengantarkan siswa Aceh masuk peringkat 8 nasional terbanyak yang diterima masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) serta peringkat 5 nasional pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2021.
“Alhamdulillah, meski pandemi pendidikan Aceh memiliki berbagai terobosan, banyaknya diterima siswa-siswa kita di Perguruan tinggi, serta mendapat juara di berbagai ajang perlombaan, Hal ini menunjukkan prestasi Aceh,” tutur Hamdani saat ditemui Waspadaaceh.com, Rabu (1/9/2021).
Ia juga menyebutkan, pada ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), 12 siswa di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) akan mewakili Aceh ke tingkat Nasional. Ia juga menyebutkan 5 Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) jenjang SDLB, SMPLB dan SMALB juga lolos pada ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).
Kegiatan itu, tambahnya, untuk mengasah keterampilan peserta didik, khususnya di bidang seni. Hamdani mengatakan, Dinas Pendidikan Aceh secara khusus mengapresiasi prestasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ada di Aceh.
“Pemerintah Aceh akan terus memberi perhatian terhadap pelayanan yang dibutuhkan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Ajang ini untuk menampilkan kreativitas dari peserta didik, agar mampu bersaing di tingkat provinsi hingga tingkat nasional,” ujarnya.
Sementara itu ia juga menyebutkan sebuah prestasi membanggakan kembali ditorehkan para pelajar dan guru pembimbing SMA Negeri 3 Banda Aceh, yang mewakili Indonesia pada ajang Parliamentary Debate World Conference (PDWC) yang berlangsung sejak 15 – 21 Agustus 2021 di Tokyo, Jepang.
Hamdani mengatakan, peran guru dan tenaga kependidikan patut mendapat apresiasi karena mereka telah bekerja maksimal dengan segenap kemampuannya. Banyak guru mendapat juara dalam ajang pemilihan guru berprestasi. Tidak hanya guru, namun juga kepala sekolah maupun tenaga pendidikan lainnya.
Menurutnya, bagaimanapun peran guru sesungguhnya tidak bisa digantikan dengan teknologi. Karena guru bukan sekedar sumber ilmu pengetahuan, melainkan mesti menjadi contoh dan teladan yang mentransfer adab dan tata nilai. Dengan demikian ia ingin anak-anak punya karakter yang baik, talenta yang baik sejak dini.
Dalam momentum peringatan Hardikda ke-62 tahun ini, semoga menjadikan momen untuk melahirkan generasi Aceh yang bermartabat serta berkarakter, kata dia.
“Harapanya bagaimana kita membangun pendidikan yang baik dan berkualitas, guru-guru yang baik punya inovasi dan kompetensi. Sikap dan tingkah laku menjadi sasaran utama pembentukan nilai karakter atau moralitas peserta didik. Siswa diharapkan memiliki budi pekerti yang baik dan pancasilais,” ujarnya. (**)