Selama ini masyarakat yang hendak berniaga maupun keperluan lainnya menuju ibukota kabupaten hanya memanfaatkan jasa perahu nelayan.
Desa Kayu Menang merupakan sebuah desa yang berada paling ujung di Kecamatan Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil. Desa ini diapit kawasan hutan, laut dan sungai.
Sejak puluhan tahun silam, masyarakat Desa Kayu Menang hidup dalam kondisi keterisoliran, jauh dari keramaian,. Ibukota kecamatan maupun ibukota kabupaten letaknya jauh dari desa ini.
Desa Kayu Menang dihuni sebanyak 96 kepala keluarga atau sekitar 200 jiwa penduduk. Selama ini masyarakat yang hendak berniaga maupun keperluan lainnya menuju ibukota kabupaten hanya memanfaatkan jasa perahu nelayan.
Perjalanan dari Desa Kayu Menang bisa menyusuri sungai besar dan kecil sampai ke dermaga tambat Desa Kilangan, memakan waktu sekitar 30 menit. Begitu juga menuju Ibukota Kecamatan Kuala Baru juga memakan waktu sekitar 30 menit.
Ada bahaya yang mengintai. Karena sungai Singkil tersebut dikenal dengan populasi buayanya yang kerap muncul dan berjemur di atas pasir sungai tersebut.
Begitu pun penampakan buaya ini menjadi incaran wisatawan asing yang sengaja datang hanya ingin melihat satwa liar tersebut. Di sisi lain, populasi satwa buas ini menjadi momok bagi para nelayan yang hendak mencari nafkah di sungai maupun di laut.
Alhamdulillah, keterisoliran masyarakat di sana kini sudah mulai terbuka sedikit demi sedikit. Penerobosan jalan dari Singkil menuju Kayu Menang sudah terhubung dan bisa dilintasi, sehingga memperpendek jarak tempuh menuju ibukota kabupaten.
Pemerintah Aceh mengucurkan dana senilai Rp20 miliar lebih untuk proyek Peningkatan Jalan Batas Aceh Selatan – Kuala Baru – Singkil – Telaga Bakti – Aceh Singkil pada tahun 2022.
Meski jalan tersebut belum rampung, namun pemerintah telah memasang jembatan bailey di dua titik, masing-masing sekitar sepanjang 35 meter. Serta jembatan darurat dari kayu sepanjang sekitar 6 meter yang dibangun masyarakat secara swadaya.
“Jalan ini baru bisa kami lalui sekitar tiga minggu ini. Jembatan bailey terlalu curam, sehingga kami secara swadaya memasang kayu agar kendaraan bisa naik ke jembatan bailey,” kata Jii, salah seorang warga Kayu Menang.
Jii terlihat berjibaku melintasi jembatan bailey yang kondisinya cukup curam dan berbahaya.
Belum lagi kondisi jembatan bailey di satu titik yang sudah mulai amblas dan miring.
Melewati jalur darat akses menuju ibukota semakin dekat. Hanya sekitar 5 kilometer dan dilalui sekitar 10 menit dengan sepeda motor.
Ya, meski jembatannya masih ekstrem, kondisi jalan juga masih banyak bergelombang dan tergenang saat air pasang laut. Namun lewat jalan ini bisa lebih cepat menuju ibukota.
“Biasa dengan perahu mesin bisa memakan waktu sampai 30 menit, dari jalur darat hanya 10 menit,” ucap Jii.
“Kami berharap pemerintah bisa melanjutkan pembangunan jalan dan jembatan menuju desa kami. Tujuannya untuk membuka keterisoliran daerah kami, agar peluang usaha masyarakat bisa lebih terbuka dan ekonomi bisa lebih meningkat,” harap Jii.
Pengamatan Waspadaaceh.com, Minggu (12/2/2023), akses masyarakat menuju ibukota kabupaten dan sebaliknya, persisnya di lokasi jembatan Kilangan sempat terhadang oleh pagar di badan jalan yang tergembok. Di lokasi, ternyata masih terlihat pekerjaan pelaster dinding dan menimbun bagian bawah oprit jembatan tersebut.
Padahal diketahui kontrak proyek berakhir hanya sampai 1 Desember 2022. Herannya sampai saat ini pekerjaan masih dilaksanakan dan jembatan masih tertutup pagar seng oleh rekanan, sehingga masyarakat yang hendak memanfaatkan jalan tersebut jadi terhadang.
Sebelumnya, Kepala Bappeda Aceh T Ahmad Dadek saat meninjau jembatan tersebut, 9 Desember 2022 mengatakan, proyek senilai Rp19,1 miliar bersumber Otonomi Khusus (Otsus) Aceh tahun 2022, sempat mendapat perpanjangan waktu hingga 27 Desember 2022. Padahal kontrak pekerjaannya sudah berakhir pada 1 Desember 2022.
Dengan progres pekerjaan baru mencapai 86 persen pada saat itu, Ahmad Dadek berharap agar pekerjaan bisa dipercepat setelah diberikan kesempatan perpanjangan waktu tersebut.
Tapi nyatanya hingga 12 Februari 2023, kondisi jembatan masih belum rampung dikerjakan. Tentu ini menjadi tanda tanya besar masyarakat di Desa Kayu Menang ini. (Arief)