“Potongan buah-buahan ini kemudian diulek hingga merata dengan campuran gula jawa, sedikit kecap asin, kacang tanah gongseng, garam, gula, dan cabe rawit”
‐—————
Lincah Busu, salah satu kuliner khas andalan di Kabupaten Pidie. Sesuai dengan namanya, Lincah dalam bahasa Aceh berati rujak, sedangkan Busu merupakan salah satu kampung di Meunasah Bale, Mutiara Barat, Kabupaten Pidie, tempat lincah ini berasal.
Lincah busu berisi campuran buah-buahan yang dicincang kecil-kecil, dicampuri bumbu khas yang ditempatkan dalam sebuah cobek kayu besar.
Potongan buah-buahan ini kemudian diulek hingga merata dengan campuran gula jawa, sedikit kecap asin, kacang tanah gongseng, garam, gula, dan cabe rawit.
Setelah diulek sempurna antara potongan buah dan bumbu, maka lincah busu siap dihidangkan. Tampilan Lincah Busu pun sedikit berbeda. Hidangan lincah busu dengan taburan kacang tanah gongseng. Baluran kacang tanah ini memberikan sensasi tersendiri saat menikmati rujak khas Pidie ini.
Jumat (6/5/2022), jurnalis Waspadaaceh.com mencoba mencicipi lincah busu. Cita rasa rujak khas Aceh ini tidak hanya terasa sedikit asam, pedas, tapi juga terasa manis dan sedikit kelat.
Rasa ini hadir dari potongan pisang muda yang dicampur dengan beberapa jenis buah lainnya. Juga ada buah meuria. Rasanya juga sedikit kelat dan beraroma khas.
Kehadiran buah inilah yang memberikan sentuhan berbeda rujak Aceh jika dibandingkan dengan rujak dari provinsi lain. Kacang tanah gongseng menambah sensasi cita rasanya.
Deni, 31, pengusaha lincah busu mengatakan, lincah busu ini hadir sudah sejak lama. Usaha itu didirikan oleh ayahnya sejak sebelum tsunami. Kini Deni melanjutkan usaha tersebut.
Deni mengatakan, lincah busu ini terdiri dari potongan buah-buahan seperti pepaya bengkuang, pisang, nenas, timun, dan ubi serta mangga. Buah-buahan ini umumnya masih mengkal atau belum begitu masak sempurna.
“Yang khas dan unik dari lincah busu ini, tidak hanya buah-buahan yang dicincang kecil-kecil di dalam ceplok besar ini, ada rasa asam manisnya, ditambah dengan baluran kacang tanah yang semakin enak,” tutur Deni kepada Waspadaaceh.com.
Dengan kekhasannya, kuliner ini telah dicicipi warga lokal hingga nusantara. Hingga kini, banyak pengunjung yang singgah mencicipi lincah busu sambil menikmati pemandangan hamparan persawahan.
“Selama lebaran ini juga banyak pembeli ada yang mudik pulang kampung pasti singgah ke sini,” tambahnya.
Harga lincah busu Rp6.000/porsi. Dengan harga yang relatif murah, menjadikan lokasi kuliner ikonik Kabupaten Pidie ini menjadi salah satu destinasi kuliner yang wajib dicoba jika bertandang ke Kabupaten Pidie. (Cut Nauval Dafistri)