Kamis, April 25, 2024
Google search engine
BerandaDisbudpar AcehMenikmati Pesona Eky's Momong, Pantai Primadona di Aceh Besar

Menikmati Pesona Eky’s Momong, Pantai Primadona di Aceh Besar

Angin sepoi-sepoi dengan deretan pepohonan yang begitu rimbun membuat suasana sejuk dan cukup nyaman untuk bersantai ria.

‐———————–

Pantai berpadu dengan keindahan pasir putih bersih, bebatuan berjejer gagah ditambah birunya air laut, menambah pesona yang mengundang decak kagum para pengunjung (wisatawan).

Deburan ombak laut menghantam tebing, lalu pecah menjadi buih-buih putih,  membuat pengunjung betah berlama-lama menikmati sensasi pantai Eky’s Momong.

Angin sepoi-sepoi dengan deretan pepohonan yang begitu rimbun membuat suasana sejuk dan cukup nyaman untuk bersantai ria. Panorama pegunungan menjadi latar belakang pemandangan alam yang memukau dan memanjakan mata.

Destinasi wisata ini sudah akrab di telinga pengunjung. Tempat yang menyuguhkan pesona laut yang menawarkan nuansa berbeda. Pantai Eky’s Momong berlokasi di kemukiman Lampuuk, Meunasah Balee, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.

Dari pusat Kota Banda Aceh, dapat ditempuh sekitar 45 menit berkendara motor atau mobil. Di samping kiri kanan menuju pantai, pepohonan yang hijau menjadi penghias jalanan yang terbilang cukup baik. Sebuah petunjuk di jalan utama akan menjadi pemandu pengunjung.

Setelah melalui jalan aspal, pengunjung perlu melawati jalan kecil sedikit menanjak, dengan sedikit bebatuan. Namun tantangan perjalanan untuk masuk ke lokasi tersebut, tidak seberapa jika dibandingkan keindahan pantainya. Para pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang Rp3.000/orang untuk tiket masuk.

Dalam kondisi pandemi COVID-19 yang memberi pengaruh besar terhadap keberlangsungan ekonomi, khususnya sektor pariwisata, para pengusaha harus lebih kreatif dan inovatif untuk bisa bertahan.

Sebelumnya lokasi ini sempat ditutup, dan sejak lokasi pantai itu dibuka kembali, kunjungan wisatawan ke tempatnya tidak terlalu ramai. Namun pengelola memutuskan tetap bertahan mengelola bisnis pariwisata tersebut.

Saat jurnalis Waspadaaceh.com mengunjungi tempat itu, Minggu (25/7/2021), tampak pondok-pondok yang berjejer dan jembatan penghubungnya, tertata begitu apik. Tampak pengunjung yang saling bercengkerama di pondok-pondok itu, baik bersama keluarga maupun bersama teman-teman. Pengunjung tampak memakai masker bermacam model.

Di lokasi juga terdapat spanduk yang mengimbau bagi pengunjung yang tidak memakai masker tidak diperkenankan masuk, destinasi ini menyediakan fasilitas mencuci tangan, serta sarana lainnya guna mengantisipi penyebaran COVID-19.

Kemudian di sini juga terdapat kafe dan resort yang dibangun di berhadapan langsung ke laut, terlihat sangat teduh. Kafe dan resort dengan furniture kayu ini tampak sangat menyatu dengan alam.

Meja dan bangku di kafe berbahan kayu utuh yang sengaja dirancang bagaikan rumah pohon. Pengunjung bisa bersantai sembari mencicipi kuliner lezatnya.

“View lautnya indah, warnanya biru kehijauan. Pokoknya panorama alamnya bikin tenang, santai, ke sini bisa bareng keluarga karena ada jamboe-jamboenya,” kata Cut Nabila, seorang pengunjung yang sedang asyik memotret hamparan laut dari balik pondok-pondok di bibir pantai.

Permukaan air di pantai ini cukup tenang untuk Anda yang suka bermain air bersama teman. Namun, pengunjung tidak direkomendasikan untuk berenang karena banyak bebatuan besar dan tajam.

Tapi begitupun tidak perlu khawatir, pengelola menyediakan lokasi tersendiri. Terdapat lokasi berenang khusus untuk anak-anak yang sudah diberi pembatas dan aman dari terpaan ombak.

Pengunjung juga bisa memancing di sini sambil menikmati birunya laut dan putihnya pasir sembari menunggu matahari terbenam.

Destinasi wisata bahari ini kian memberikan sensasi berbeda bagi pengunjung, khususnya yang ingin melepaskan penat sejenak dari aktivitas yang lumayan sibuk di kota.

Di sini, pengunjung bisa berswafoto dengan latar belakang bukit atau Samudera Hindia.

Disbudpar Ajak Terapkan CHSE
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, mengatakan, pandemi COVID-19 di Aceh berdampak terhadap dunia pariwisata. Salah satunya, angka kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik ke Aceh berkurang drastis, serta banyak pula objek wisata yang harus ditutup sementara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin. Foto Ist

Untuk itu, katanya, dengan kembali dibukanya pariwisata di Aceh, dia mengingatkan kepada pelaku pariwisata untuk tetap menerapkan Cleanliness, Health, Safety & Inviroment Sustainable (CHSE). Dia juga mengingatkan wisatawan juga harus disiplin protokol kesehatan.

“Protokol kesehatan menjadi kunci utama bagi destinasi pariwisata. Pelaku wisata kita imbau untuk konsisten terapkan CHSE, Hal ini menjadi landasan awal untuk membangkitkan kembali pariwisata Aceh,” tuturnya kepada Waspadaaceh.com.

Jamaluddin juga mengatakan tantangan di masa COVID-19 ini para pelaku di industri pariwisata agar  bisa bangkit kembali, terus beradaptasi, berinovasi, dan kolaboratif dalam memulihkan industri pariwisata Aceh.(Cut Nauval Dafistri)

VIDEO TERKINI:

VIDEO FAVORIT:

 

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER