Kamis, Desember 12, 2024
spot_img
BerandaDisbudpar AcehMenelusuri Sejarah Pulau Rubiah dan Keindahan Taman Lautnya

Menelusuri Sejarah Pulau Rubiah dan Keindahan Taman Lautnya

 “Pulau Rubiah menyimpan kisah sejarah yang mendalam, dari makam Siti Rubiah hingga keindahan alam bawah laut yang menakjubkan”

Setibanya di Pelabuhan Iboih, deru kapal motor yang membawa wisatawan mulai mereda saat kami mendarat. Udara segar khas laut terasa menyentuh wajah, membawa semilir angin dari arah laut lepas.

Di sepanjang jalan kecil menuju pantai, sepi hanya dihiasi suara gemericik air dan desiran angin yang melintasi pepohonan.

Kami melewati sebuah makam yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, Makam Siti Rubiah. Batu prasasti yang terletak di samping makam tertulis, “Makam Siti Rubiah merupakan sebuah pemakaman yang diperkirakan tempat terakhir untuk istri ulama yang berasal dari Singkil wafat pada tahun 1779.”

Suara deburan ombak yang lembut menyambut kami, sementara pasir putih yang menyelimuti pantai berkilau di bawah sinar matahari. Sejenak, pandangan teralihkan ke arah tombak-tombak karang yang membentang di bawah permukaan laut.

Tak ada keraguan lagi, inilah surga bagi para penyelam dan pencinta keindahan bawah laut. “Ini adalah tempat yang penuh sejarah,” ujar Dafit, seorang pemandu lokal yang menemani perjalanan kami.

Ia menceritakan bahwa nama Pulau Rubiah diambil dari seorang tokoh perempuan Aceh yang sangat dihormati, Siti Rubiah. Menurut Dafit, Siti Rubiah berasal dari Aceh Singkil dan menikah dengan Tengku Ibrahim, seorang ulama yang dikenal sebagai Teungku Iboih.

Keduanya adalah pasangan yang sangat dihormati di tanah Aceh. Mereka berpisah karena perbedaan pandangan, dan Pulau Rubiah ini adalah tempat terakhir yang dipilih Siti Rubiah untuk tinggal.

“Perbedaan paham ini akhirnya membuat mereka berpisah dan menetap di pulau yang terpisah oleh selat dangkal. Pulau kecil yang didiami Siti Rubiah inilah yang akhirnya dinamakan Pulau Rubiah,” tambah Dafit, menceritakan kembali kisah legenda yang sudah dikenal luas di kalangan masyarakat setempat.

Tulisan ikonik Pulau Rubiah (Foto/Ist).

Dulunya, Pulau Rubiah juga dikenal sebagai tempat karantina haji pertama bagi jamaah yang berasal dari Aceh dan sekitarnya pada masa penjajahan Belanda.

Sebuah bangunan tua yang kini mulai rusak, menyimpan cerita tentang masa lalu, ketika pulau ini menjadi pusat karantina bagi para jamaah haji yang hendak berangkat atau baru pulang dari Tanah Suci.

Meski kini sudah tidak digunakan lagi untuk karantina, Pulau Rubiah tetap menjadi destinasi wisata yang menyimpan nilai sejarah dan keindahan alam yang luar biasa.

Dari sejarah Siti Rubiah hingga pesona alam bawah lautnya, pulau ini terus memikat hati pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan sekaligus belajar tentang cerita masa lalu yang terkandung dalam setiap sudutnya.

Pulau Rubiah juga dikenal dengan pesona bawah laut yang memukau. Taman Laut Pulau Rubiah memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat terjaga. Di sinilah, para pengunjung bisa menikmati snorkeling atau diving di air yang sangat tenang, jauh dari riak ombak yang mengganggu.

Di spot-spot tertentu, ikan-ikan kecil akan mendekat, seakan mengajak berinteraksi. Dikelilingi oleh hamparan karang yang berwarna-warni, pesona alam bawah laut di Pulau Rubiah sungguh memikat.

Tidak hanya wisatawan dari dalam negeri, pulau ini juga menarik banyak wisatawan mancanegara, yang datang untuk menikmati keindahan alam yang belum terjamah.

Wisatawan yang sedang mengunjungi Makam Siti Rubiah (Ummi Sarah Rubiah) (Foto/Cut Nauval D).

“Taman Laut Pulau Rubiah adalah salah satu tempat terbaik untuk diving di Aceh. Tidak hanya untuk para penyelam berlisensi, tapi juga bagi pemula yang ingin merasakan keindahan bawah laut,” lanjut Dafit.

Tentu saja, selain sejarahnya yang memikat, Pulau Rubiah juga menyuguhkan keindahan alam yang luar biasa. Taman Laut Pulau Rubiah adalah daya tarik utama bagi wisatawan, terutama para penyelam dan pencinta alam bawah laut.

“Airnya yang jernih dan ketenangan ombak di sekitar Pulau Rubiah membuat pengalaman snorkeling atau diving di sini sangat menyenangkan. Kami bisa berinteraksi langsung dengan berbagai spesies ikan, bahkan seperti berada di dalam akuarium raksasa,” ungkap Dafit.

Keindahan bawah laut di sekitar Pulau Rubiah memang luar biasa. Terumbu karang yang terjaga dengan baik, dipenuhi oleh ratusan spesies ikan yang berwarna-warni, menciptakan pemandangan bawah laut yang menakjubkan.

“Setiap kali saya memandu wisatawan ke sini, mereka selalu terpesona dengan keindahannya. Ini adalah tempat yang sangat cocok bagi mereka yang ingin menikmati alam bawah laut tanpa harus jauh-jauh ke luar negeri,” ujar Dafit.

Tak hanya para penyelam, wisatawan dari berbagai penjuru dunia yang datang untuk sekadar menikmati suasana pantai juga merasa terkesan dengan ketenangan dan keindahan Pulau Rubiah. Seperti yang dikatakan oleh Yuni, seorang wisatawan dari Jakarta yang berkunjung ke pulau ini,

“Saya sudah banyak mendengar tentang Pulau Rubiah, dan akhirnya datang juga ke sini. Tempat ini benar-benar surga. Lautnya sangat indah dan tenang, cocok sekali untuk relaksasi,” tutur Yuni.

Keindahan Pulau Rubiah yang memadukan legenda, sejarah, dan alam bawah laut yang menawan menjadikannya destinasi wisata yang tak boleh dilewatkan bagi siapa pun yang mengunjungi Pulau Weh, Sabang.

Baik untuk berziarah ke makam Siti Rubiah, mengeksplorasi keindahan taman laut, atau sekadar menikmati ketenangan, pulau ini menawarkan sejuta pesona yang memikat hati. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER